METODE SIMULASI
KREATIF
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran di
sekolah diberikan sepenuhnya oleh pihak sekolah sebagai otonomi sekolah. Setiap
pendidik diberi amanah untuk mencari formulasi baru dalam meningkatkan hasil
belajar siswa karena tidak dapat dipungkiri bahwa hasil belajar siswa akan
menjadi rendah jika metode, strategi dan model yang digunakan oleh seorang
pendidik masih konvensional.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan
suatu interaksi positif antara pengajar dan pelajar. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran diperlukan suatu pemilihan model pembelajaran yang tepat. Ada
banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan untuk membangun interaksi
dan komunikasi yang baik antara pebelajar dan pembelajar.
Model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain (Joyce dan Weil,
1980:1). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pikiran, artinya para
pembelajar boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien utntuk
mencapai tujuan pembelajarannya.
Model pembelajaran Simulasi dapat
digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran
dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya, salah satunya
dengan menggunakan model simulasi kreatif. Gladi resik merupakan salah satu
contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu
sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya
nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap
suatu peristiwa yang lebih banyak mengarah kepada psikomotor, maka penggunaan
model pembelajaran simulasi akan sangat bermanfaat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, penulis akan membahas model pembelajaran simulasi kreatif yang
merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif untuk melatih
pebelajar agar lebih terampil., maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apakah hakekat model
pembelajaran simulasi kreatif?
2. Bagaimanakah
karakter model pembelajaran simulasi kreatif?
3. Apakah kelebihan dan
kelemahan model pembelajaran simulasi kreatif?
4. Bagaimana penerapan
model pembelajaran simulasi kreatif pada mata pelajaran bahasa Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk memahami hakekat model pembelajaran simulasi kreatif
2.
Untuk mengetahui karakter model pembelajaran simulasi kreatif
3.
Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan model pembelajaran simulasi kreatif
4. Untuk mengetahui
penerapan model pembelajaran simulasi kreatif pada mata pelajaran bahasa
Indonesia
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Hakekat Model Pembelajaran Simulasi
Kreatif
Simulasi berasal dari kata simulate
yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode
mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan
menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
keterampilan tertentu.
Simulasi kreatif
sendiri merupakan salah satu dari jenis-jenis simulasi,yang merupakan usaha untuk
mengorganisasikan pengalaman afektif, kognitif, dan psikomotor anak. Simulasi
kreatif merupakan alat untuk menggali potensi dan mengembangkan kreativitas,
mempunyai pengaruh yang positif terhadap perkembangan anak, memiliki peran
dalam segi emotif, kognitif, dan segi peran sosialisasi untuk mengembangkan
konsep diri anak. Dengan demikian, melalui simulasi kreatif guru dapat
menciptakan lingkungan belajar yang alamiah, yang dapat mendorong guru untuk
mengamati perkembangan kognisi, emosi, sosial, dan perkembangan fisik anak.
Model pembelajaran simulasi
merupakan model pembelajaran yang membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang
nyata, terhadap keadaan sekelilingnya (state of affaris) atau proses.
Model pembelajaran ini dirancang untuk membantu pebelajar mengalami
bermacam-macam proses dan kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi mereka,
serta untuk memperoleh konsep keterampilan pembuatan keputusan.
Model pembelajaran ini diterapkan
didalam dunia pembelajaran dengan tujuan mengaktifkan kemampuan yang dianalogikan
dengan proses sibernetika. Pendekatan simulasi dirancang agar mendekati
kenyataan dimana gerakan yang dianggap kompleks sengaja dikontrol, misalnya,
dalam proses simulasi ini dilakukan dengan menggunakan simulator.
Model pembelajaran simulasi kreatif bertujuan
untuk: (1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi
kehidupan sehari-hari, (2) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau
prinsip, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan keaktifan belajar,
(5) memberikan motivasi belajar kepada pebelajar, (6) melatih pebelajar untuk
mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, (7) menumbuhkan daya kreatif
pebelajar, dan (8) melatih pebelajar untuk mengembangkan sikap toleransi.
2.2 Karakter Model Pembelajaran Simulasi
Kreatif
Menurut Joyce dan Weil (1980) dalam
Udin (2001:66), model ini memiliki tahap sebagai berikut:
a.
Sintakmatik
Tahap I. Orientasi
1)
Menyediakan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang akan diintegrasikan
dalam proses simulasi.
2)
Menjelaskan prinsip simulasi dan permainan.
3)
Memberikan gambaran teknis secara umum tentang proses simulasi.
Tahap II. Latihan bagi
peserta
1)
Membuat skenario yang berisi aturan, peranan, langkah, pencatatan, bentuk
keputusan yang harus dibuat, dan tujuan yang akan dicapai.
2)
Menugaskan para pemeran dalam simulasi.
3)
Mencoba secara singkat suatu episode.
Tahap III. Proses simulasi
1)
Melaksanakan aktivitas permainan dan pengaturan kegiatan tersebut.
2)
Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap performan si
pemeran.
3)
Menjernihkan hal-hal yang miskonsepsional.
4)
Melanjutkan permainan/simulasi.
Tahap IV. Pemantapan
dan debriefing
1)
Memberikan ringkasan mengenai kejadian dan persepsi yang timbul selama
simulasi.
2)
Memberikan ringkasan mengenai kesulitan-kesulitan dan wawasan para
peserta.
3)
Menganalisis proses.
4)
Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata.
5)
Menghubungkan proses simulasi dengan isi pelajaran.
6)
Menilai dan merancang kembali simulasi.
b.
Sistem sosial
Didalam simulasi, pengajar harus dengan sengaja memilih jenis kegiatan dan
mengatur pebelajar dengan merancang kegiatan yang utuh dan padat mengenai
sesuatu proses. Karena itu, model ini termasuk model yang
terstruktur. Namun demikian, kerjasama antar peserta sangat
diperhatikan. Keberhasilan dari model ini tergantung pada kerjasama dan
kemauan dari pebelajar untuk secara bersungguh-sungguh melaksanakan aktivitas
ini.
c.
Prinsip reaksi/pengelolaan
Dalam model ini, pengajar berperan sebagai pemberi kemudahan atau
fasilitator. Dalam keseluruhan proses simulasi, pengajar bertugas dan
bertanggung jawab atas terpeliharanya suasana belajar dengan cara menunjukkan
sikap yang mendukung atau supportif dan tidak bersifat menilai atau
evaluatif. Dalam hal ini, pengajar bertugas untuk lebih dahulu mendorong
pengertian dan penafsiran para pebelajar terhadap isi dan makna dari simulasi
tersebut.
d.
Sistem pendukung
Sarana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan simulasi ini bervariasi,
mulai dari yang paling sederhana dan murah, ke yang paling kompleks dan
mahal. Misalnya bila sarana yang dipergunakan berupa simulator
elektronik, tentu hal ini memerlukan biaya yang besar. Tapi bila sarana
yang diperlukan itu hanyalah berupa kartu ataupun kelereng, tentu sangat murah.
e.
Dampak instruksional dan pengiring
Dampak Instruksional dan Pengiring dari model ini sebagaimana
dikemukakan oleh Joyce dan Weil (1986) dalam Udin ( 2001: 69) dapat dilihat
pada gambar:
Untuk kepentingan praktis, model tersebut dapat diadaptasi dalam bentuk
kerangka operasional sebagai berikut:
Kegiatan Pembelajar
|
Langkah Pokok
|
Pebelajar
|
·
Sajikan berbagai topik
·
Jelaskan prinsip simulasi
|
Orientasi
|
·
Kenali topik
·
Pahami prinsip
|
·
Kemukakan prosedur umum
|
·
Pahami prosedur
|
|
·
Susunan skenario
·
Atur para pemeran
|
Latihan Peran
|
·
Pahami Skenario
·
Pilih satu peran
|
·
Coba peran secara singkat
|
·
Latihan peran
|
|
·
Pantau proses Simulasi
|
Proses simulasi
|
·
Lakukan kegiatan skenario
|
·
Kelola Proses Refleksi
|
·
Adakan diskusi umpan balik
·
Tanyakan hal yang tidak jelas
·
Ulangi Diskusi
|
|
·
Beri komentar
|
Pemantapan
|
·
Adakan diskusi balikan
·
Beri penguatan
|
·
Kelola diskusi balikan
|
·
Sadari manfaatnya
|
2.3 Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran
Simulasi Kreatif
Wina Sanjaya (2007) menyatakan bahwa
terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dengan menggunakan simulasi kreatif sebagai
metode mengajar.
a. Kelebihan
model pembelajaran ini di antaranya adalah:
1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal
bagi pebelajar dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam
kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas
pebelajar, karena melalui simulasi pebelajar diberi kesempatan untuk memainkan
peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan
percaya diri pebelajar.
4) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang
problematis.
5) Simulasi
dapat meningkatkan gairah pebelajar dalam proses permbelajaran.
b. Kelemahan model
pembelajaran ini, di antaranya adalah:
1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi
tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2) Pengelolaan yang kurang baik, sering
simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran
menjadi terabaikan.
3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan
takut sering memengaruhi pebelajar dalam melakukan simulasi.
2.4 Penerapan Model Pembelajaran Simulasi Kreatif Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia SMP kelas VIII semester 1
RENCANA
PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah
|
:
|
..............................
|
Mata Pelajaran
|
:
|
Bahasa Indonesia
|
Kelas/Semester
|
:
|
VIII (delapan)/ 1
|
Standar Kompetensi
|
:
|
Berbicara
6. Mengungkapkan pikiran dan Perasaan dengan bermain peran
|
Kompetensi Dasar
|
:
|
6.1.Bermain peran sesui dengan naskah yang ditulis siswa
|
Alokasi Waktu
|
:
|
4 X 40 menit ( 2 pertemuan )
|
1. Indikator
Pencapaian
Kompetensi
1.
Mampu
menentukan karakter tokoh dalam naskah yang telah ditulis siswa.
2.
Mampu
memerankan tokoh sesuai karakter yang dituntut dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat.
2.
Materi Pembelajaran
a. Bermain
drama
a. Daftar
karakter – karakter yang ada dalam drama
b. Memerankan
tokoh masing-masing karakter
3. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
b. Simulasi
4.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan
I
No.
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Siswa
|
Alokasi Waktu
|
1
|
Eksplorasi
Dalam kegiatan
eksplorasi, guru:
F Menjelaskan prinsip
simulasi kreatif melalui penulisan naskah drama satu babak.
Menjelaskan prinsip simulasi kreatif
melalui penulisan naskah drama
satu babak.
(bisa menggunakan media power point).
F Mengemukakan
gambaran teknis secara umum tentang proses / prosedur simulasi kreatif / penulisan naskah drama satu babak
Menyampaikan langkah-langkah penulisan naskah drama satu babak. (bisa menggunakan
media power point).
F Menyusun skenario tentang
aturan/langkah dalam bentuk keputusan, untuk mencapai tujuan
|
(1)
Siswa menyimak apa yang disampaikan dan dijelaskan
oleh guru.
(2)
Siswa menyimak apa yang disampaikan dan dijelaskan
oleh guru.
(3)
Siswa menyusun skenario tentang aturan/langkah dalam bentuk keputusan, untuk
mencapai tujuan bersama guru.
|
5 menit
5 menit
3 menit
|
3
|
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F menugaskan peserta didik untuk menulis drama satu
babak secara mandiri
|
(1)
siswa menulis drama satu babak secara mandiri.
|
27 menit
|
4
|
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F
Memantau
Proses simulasi kreatif/ penulisan
naskah drama satu babak
F
Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari hasil
pengamatan terhadap penulisan naskah drama satu babak.
Kelola proses simulasi dengan umpan balik dan evaluasi penulisan naskah drama satu babak
F Menjernihkan hal-hal yang
miskonsepsional
Refleksi terhadap hal-hal yang tidak sesuai konsep/ prinsip penulisan naskah drama satu babak
F Memberikan Komentar
tentang simulasi kretaif/ penulisan naskah drama satu babak dan menganalisis
proses
|
(1)
Siswa melakukan proses simulasi kreatif/ penulisan
naskah drama satu babak
(2)
Siswa melakukan
umpan balik dan evaluasi dari penulisan naskah drama satu babak
(3)
Siswa memperoleh penjernihan dari hal-hal yang
miskonsepsional.
(4)
Siswa memperoleh komentar dari guru tentang
simulasi kreatif/ penulisan naskah drama satu babak.
|
5 menit
5 menit
5 menit
5
menit
|
5
|
Pembentukan
Sikap dan Perilaku
F Membandingkan aktivitas
simulasi dengan dunia nyata dan mengkaitkan dengan isi pelajaran
Memberi
penguatan atas manfaat bersimulasi
|
Siswa
mengetahui manfaat bersimulasi kreatif.
|
10 menit
|
6
|
Penilaian
Tes tulis
|
Siswa mengerjakan naskah drama satu
babak secara mandiri.
|
10 menit
|
Pertemuan
II
1
|
Eksplorasi
Dalam
kegiatan eksplorasi, guru:
F Menjelaskan prinsip
simulasi kreatif melalui permainan drama
Menjelaskan prinsip simulasi kreatif melalui permainan drama,
dengan poin pokok pembahasan: memerankan tokoh drama dengan lafal yang jelas dan intonasi yang
tepat. (menggunakan
media power point dan video drama).
F Mengemukakan
gambaran teknis secara umum tentang proses / prosedur simulasi kreatif / permainan
drama
Menyampaikan langkah-langkah
permainan drama tentang memerankan tokoh drama dengan
lafal yang jelas dan intonasi yang tepat.
(menggunakan media power point).
F Menyusun skenario tentang
aturan/langkah dalam bentuk keputusan, untuk mencapai tujuan
|
(4)
Siswa menyimak apa yang disampaikan dan dijelaskan
oleh guru.
(5)
Siswa menyimak apa yang disampaikan dan dijelaskan
oleh guru.
(6)
Siswa menyusun skenario/
jalan cerita dari naskah drama pendek bersama guru.
|
5
menit
5
menit
3
menit
|
3
|
Elaborasi
Dalam
kegiatan elaborasi, guru:
F memfasilitasi peserta didik berkelompok untuk
menentukan peran masing-masing
(ket: jumlah masing-masing
kelompok ditentukan oleh tokoh yang terdapat dalam naskah drama pendek yang
telah dipilih oleh guru)
F memfasilitasi peserta didik membaca naskah drama
F memfasilitasi peserta didik berlatih menghayati
karakter tokoh.
F memfasilitasi peserta didik mendiskusikan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat
sesuai dengan watak dan emosi yang ada dalam
naskah
F memfasilitasi peserta didik memerankan tokoh yang sudah dipilih
F memfasilitasi peserta didik menilai kelompok lain sebagai
bahan masukan untuk tampil dengan menuliskan tokoh yang menarik dan tidak
menarik dalam setiap pementasan disertai alasan yang logis.
F memfasilitasi peserta didik dari kelompok lain melakukan
pementasan.
F memberikan penilaian tentang pemeranan tokoh
|
(1)
siswa membentuk kelompok untuk menentukan peran
masing-masing.
(2)
Siswa membaca naskah drama.
(3)
Siswa berlatih menghayati
karakter tokoh.
(4)
Siswa berdiskusi tentang lafal yag jelas dan
intonasi yang tepat sesuai dengan watak dan emosi yang ada dalam naskah
bersama teman-teman sekelompoknya.
(5)
Siswa memerankan tokoh yang sudah dipilih sesuai
naskah drama dalam kelompoknya.
(6)
Siswa menilai kelompok lain sebagai bahan masukan.
(7)
Siswa dari kelompok lain melakukan pementasan.
(8)
Siswa memperoleh penilaian dari guru.
|
2
menit
3
menit
3
menit
2
menit
7,5
menit
2
menit
7,5
menit
3
menit
|
4
|
Konfirmasi
Dalam
kegiatan konfirmasi, guru:
F Memantau Proses simulasi/ permainan drama tentang memerankan tokoh drama dengan lafal yang jelas dan
intonasi yang tepat.
F Memperoleh umpan balik
dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap penampilan si pemeran.
Kelola proses simulasi dengan umpan balik
dan evaluasi pada penampilan pemeran
F Menjernihkan hal-hal yang
miskonsepsional
Refleksi terhadap hal-hal yang tidak
sesuai konsep/ prinsip permainan drama tentang memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi,
penghayatan, dan ekspresi yang tepat
F Menyuruh peserta didik
untuk melanjutkan permainan/simulasi
Mengamati kelanjutan simulasi / permainan
drama tentang memerankan tokoh drama dengan
lafal dan intonasi yang benar
F Memberikan Komentar
tentang simulasi/ permainan drama dan menganalisis proses
-Mengenai kejadian atau persepsi yang
timbul selama simulasi/ permainan drama tentang memerankan tokoh drama dengan lafal dan intonasi
yang benar
-Mengenai kesulitan dan wawasan para pemeran tentang naskah memerankan tokoh drama dengan lafal dan intonasi
yang benar
|
(1)
Siswa melakukan proses simulasi/permainan drama.
(2)
Siswa melakukan
umpan balik dan evaluasi dari penampilan si pemeran.
(3)
Siswa memperoleh penjernihan dari hal-hal yang
miskonsepsional.
(4)
Siswa melanjutkan permainan/simulasi.
(5)
Siswa memperoleh komentar dari guru tentang simulasi/permainan
yang telah dilakukan.
|
2
menit
3
menit
3
menit
7,5
menit
3,5 menit
|
5
|
Pembentukan
Sikap dan Perilaku
F Membandingkan aktivitas
simulasi dengan dunia nyata dan mengkaitkan dengan isi pelajaran
Memberi
penguatan atas manfaat bersimulasi
|
(1)
Siswa mengetahui manfaat bersimulasi dengan
percaya diri, kreatif, berani, kerja keras, dan menghargai.
|
3
menit
|
6
|
Penilaian
F Daftar pertanyaan
F Tes simulasi
|
(1)
Siswa mengerjakan soal dari daftar pertanyaan yang
telah diberikan oleh guru.
(2)
Siswa melakukan simulasi/permainan drama (ket: simulasi
dilakukan pada kegiatan inti)
|
4
menit
4
menit
|
2.5 Analisis Kritis Penerapan Model Pembelajaran
Simulasi
Metode simulasi kreatif sebagai
metode mengajar merupakan kegiatan untuk menirukan suatu perbuatan atau
kegiatan. Peniruan tersebut hanyalah bersifat pura-pura, namun dapat
memperjelas materi pelajaran yang besangkutan. Agar simulasi terlaksana
dengan lancar,maka kepada para siswa perlu diberi petunjuk tentang bagaimana
prosedur yang akan dilakukan,dan bagaimana gambaran situasi yang diinginkan.
Topik hendaknya disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan kemampuan siswa.
Penentuan topik dirundingkan oleh guru dan siswa. Simulasi dilakukan oleh kelompok
siswa.
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
1.
Simulasi kreatif merupakan usaha untuk
mengorganisasikan pengalaman afektif, kognitif, dan psikomotor anak.
2.
Model pembelajaran simulasi kreatif memiliki 4
tahapan, yaitu: a). Orientasi b). Latihan bagi peserta c). Proses
simulasi d). Pemantapan atau debriefing.
3.
Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran simulasi
kreatif
a.
Kelebihan model pembelajaran ini di antaranya adalah:
1)
Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi pebelajar dalam menghadapi situasi
yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun
menghadapi dunia kerja.
2)
Simulasi dapat mengembangkan kreativitas pebelajar, karena melalui simulasi
pebelajar diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang
disimulasikan.
3)
Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri pebelajar.
4)
Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam
menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
5) Simulasi dapat meningkatkan gairah
pebelajar dalam proses permbelajaran.
b.
Kelemahan model pembelajaran ini, di antaranya adalah:
1)
Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan
kenyataan di lapangan.
2)
Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat
hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3)
Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi pebelajar
dalam melakukan simulasi.
4.
Penerapan model pembelajaran simulasi kreatif dalam
pembelajaran bahasa Indonesia SMP kelas VIII semester 1 , terutama dalam pembelajaran mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan bermain peran
sangatlah mendukung. Hal terlihat dari usaha kreatif yang di tuntut dalam
pembelajaran, sehingga siswa diharapkan bisa mendapatkan sesuatu yag lebih dan
kreasi baru setelah melakukan pembelajaran bersama.
3.2
Saran
Banyak model pembelajaran yang dapat
dipergunakan pembelajar untuk melakukan proses pembelajaran, namun untuk
kegiatan pembelajaran dengan pokok bahasan lebih banyak kearah psikomotor, akan
lebih baik menggunakan model pembelajaran simulasi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Winataputra,
Udin S. 2001. Model-model pembelajaran
Inovatif. Universitas Terbuka, Jakarta.
Dodiswand .2012. inflementasi
model pembelajaran. http://dodiswandi.blogspot.com/2012/
07/inflementasi-model-pembelajaran.htmlv [28 Juli 2012]
Hamdani.
2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka
Setia: Bandung.
sangat bermanfaat untuk tugas saya.
BalasHapusAlhamdulillah... ^_^
HapusDimana bisa di dapat buku yang terlampir di daftar pustakanya mba ???
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuscoba cari di via online atau di gramedia atau di toga mas...
BalasHapusTrima kasih sangat bermanfaat
BalasHapus