Sabtu, 15 Desember 2012

METODE SIMULASI KREATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA



METODE SIMULASI KREATIF
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran di sekolah diberikan sepenuhnya oleh pihak sekolah sebagai otonomi sekolah. Setiap pendidik diberi amanah untuk mencari formulasi baru dalam meningkatkan hasil belajar siswa karena tidak dapat dipungkiri bahwa hasil belajar siswa akan menjadi rendah jika metode, strategi dan model yang digunakan oleh seorang pendidik masih konvensional.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu interaksi positif antara pengajar dan pelajar. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan suatu pemilihan model pembelajaran yang tepat. Ada banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan  untuk membangun interaksi dan komunikasi yang baik antara pebelajar dan pembelajar.
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang  bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain  (Joyce dan Weil, 1980:1).  Model pembelajaran dapat dijadikan pola pikiran, artinya para pembelajar boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien utntuk mencapai tujuan pembelajarannya.
Model pembelajaran Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya, salah satunya dengan menggunakan model simulasi kreatif. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa yang lebih banyak mengarah kepada psikomotor, maka penggunaan model pembelajaran simulasi  akan sangat bermanfaat.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis akan membahas model pembelajaran simulasi kreatif yang merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif  untuk melatih pebelajar agar lebih terampil., maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Apakah hakekat model pembelajaran simulasi kreatif?
2.      Bagaimanakah karakter  model pembelajaran simulasi kreatif?
3.      Apakah kelebihan dan kelemahan model pembelajaran simulasi kreatif?
4.      Bagaimana penerapan model pembelajaran simulasi kreatif pada mata pelajaran bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk memahami hakekat model pembelajaran simulasi kreatif
2.      Untuk mengetahui karakter  model pembelajaran simulasi kreatif
3.      Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan model pembelajaran simulasi kreatif
4.      Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran simulasi kreatif pada mata pelajaran bahasa Indonesia




















BAB II PEMBAHASAN

2.1  Hakekat Model Pembelajaran Simulasi Kreatif
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
Simulasi kreatif sendiri merupakan salah satu dari jenis-jenis simulasi,yang merupakan usaha untuk mengorganisasikan pengalaman afektif, kognitif, dan psikomotor anak. Simulasi kreatif merupakan alat untuk menggali potensi dan mengembangkan kreativitas, mempunyai pengaruh yang positif terhadap perkembangan anak, memiliki peran dalam segi emotif, kognitif, dan segi peran sosialisasi untuk mengembangkan konsep diri anak. Dengan demikian, melalui simulasi kreatif guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang alamiah, yang dapat mendorong guru untuk mengamati perkembangan kognisi, emosi, sosial, dan perkembangan fisik anak.
Model pembelajaran simulasi merupakan model pembelajaran yang membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya (state of affaris) atau proses.  Model pembelajaran ini dirancang untuk membantu pebelajar mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh konsep keterampilan pembuatan keputusan.
Model pembelajaran ini diterapkan didalam dunia pembelajaran dengan tujuan mengaktifkan kemampuan yang dianalogikan dengan proses sibernetika.  Pendekatan simulasi dirancang agar mendekati kenyataan dimana gerakan yang dianggap kompleks sengaja dikontrol, misalnya, dalam proses simulasi ini dilakukan dengan menggunakan simulator.
Model pembelajaran simulasi kreatif bertujuan untuk: (1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, (2) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan keaktifan belajar, (5) memberikan motivasi belajar kepada pebelajar, (6) melatih pebelajar untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, (7) menumbuhkan daya kreatif pebelajar, dan (8) melatih pebelajar untuk mengembangkan sikap toleransi.

2.2  Karakter  Model Pembelajaran Simulasi Kreatif
Menurut Joyce dan Weil (1980) dalam Udin (2001:66), model ini memiliki tahap sebagai berikut:
a.      Sintakmatik
Tahap I. Orientasi
1)      Menyediakan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang akan  diintegrasikan dalam proses simulasi.
2)      Menjelaskan prinsip simulasi dan permainan.
3)      Memberikan gambaran teknis secara umum tentang proses simulasi.
Tahap II. Latihan bagi peserta
1)      Membuat skenario yang berisi aturan, peranan, langkah, pencatatan, bentuk keputusan  yang harus dibuat, dan tujuan yang akan dicapai.
2)      Menugaskan para pemeran dalam simulasi.
3)      Mencoba secara singkat suatu episode.
Tahap III. Proses simulasi
1)      Melaksanakan aktivitas permainan dan pengaturan kegiatan tersebut.
2)      Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap performan si pemeran.
3)      Menjernihkan hal-hal yang miskonsepsional.
4)      Melanjutkan permainan/simulasi.
Tahap IV. Pemantapan dan debriefing
1)      Memberikan ringkasan mengenai kejadian dan persepsi yang timbul selama simulasi.
2)      Memberikan ringkasan mengenai kesulitan-kesulitan  dan wawasan para peserta.
3)      Menganalisis proses.
4)      Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata.
5)      Menghubungkan proses simulasi dengan  isi pelajaran.
6)      Menilai dan merancang kembali simulasi.
b.      Sistem sosial
Didalam simulasi, pengajar harus dengan sengaja memilih jenis kegiatan dan mengatur pebelajar dengan merancang kegiatan yang utuh dan padat mengenai sesuatu proses.  Karena itu, model ini termasuk model yang terstruktur.  Namun demikian, kerjasama antar peserta sangat diperhatikan.  Keberhasilan dari model ini tergantung pada kerjasama dan kemauan dari pebelajar untuk secara bersungguh-sungguh melaksanakan aktivitas ini.
c.       Prinsip reaksi/pengelolaan
Dalam model ini, pengajar berperan sebagai pemberi kemudahan atau fasilitator.  Dalam keseluruhan proses simulasi, pengajar bertugas dan bertanggung jawab atas terpeliharanya suasana belajar dengan cara menunjukkan sikap yang mendukung atau supportif dan tidak bersifat menilai atau evaluatif.  Dalam hal ini, pengajar bertugas untuk lebih dahulu mendorong pengertian dan penafsiran para pebelajar terhadap isi dan makna dari simulasi tersebut.
d.      Sistem pendukung
Sarana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan simulasi ini bervariasi, mulai dari yang paling sederhana dan murah, ke yang paling kompleks dan mahal.  Misalnya bila sarana yang dipergunakan berupa simulator elektronik, tentu hal ini memerlukan biaya yang besar.  Tapi bila sarana yang diperlukan itu hanyalah berupa kartu ataupun kelereng, tentu sangat murah.
e.      Dampak instruksional dan pengiring
Dampak Instruksional dan Pengiring dari model ini  sebagaimana dikemukakan oleh Joyce dan Weil (1986) dalam Udin ( 2001: 69) dapat dilihat pada gambar:
Untuk kepentingan praktis, model tersebut dapat diadaptasi dalam bentuk kerangka operasional sebagai berikut:
Kegiatan Pembelajar
Langkah Pokok
Pebelajar
·                     Sajikan berbagai topik
·                     Jelaskan prinsip simulasi
Orientasi
·                     Kenali topik
·                     Pahami prinsip
·                     Kemukakan prosedur umum
·                     Pahami prosedur
·                     Susunan skenario
·                     Atur para pemeran
Latihan Peran
·                     Pahami Skenario
·                     Pilih satu peran
·                     Coba peran secara singkat
·                     Latihan peran
·                     Pantau proses Simulasi
Proses simulasi
·                     Lakukan kegiatan skenario
·                     Kelola Proses Refleksi
·                     Adakan diskusi umpan balik
·                     Tanyakan hal yang  tidak jelas
·                     Ulangi  Diskusi
·                     Beri komentar
Pemantapan
·                     Adakan diskusi balikan
·                      Beri penguatan
·                     Kelola diskusi balikan

·                     Sadari manfaatnya

2.3 Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Simulasi Kreatif      
Wina Sanjaya (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dengan menggunakan simulasi kreatif sebagai metode mengajar.
a.       Kelebihan model pembelajaran ini di antaranya adalah:
1)      Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi pebelajar dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2)     Simulasi dapat mengembangkan kreativitas pebelajar, karena melalui simulasi pebelajar diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3)     Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri pebelajar.
4)     Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
5)     Simulasi dapat meningkatkan gairah pebelajar dalam proses permbelajaran.
b.      Kelemahan model pembelajaran ini, di antaranya adalah:
1)      Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2)     Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan,  sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3)     Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi pebelajar dalam melakukan simulasi.
2.4 Penerapan Model Pembelajaran Simulasi Kreatif Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP kelas VIII semester 1
RENCANA PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah    
:
..............................        
Mata Pelajaran
:
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
:
VIII (delapan)/ 1
Standar Kompetensi
:
Berbicara
6. Mengungkapkan pikiran dan Perasaan dengan bermain peran
Kompetensi Dasar
:
6.1.Bermain peran sesui dengan naskah yang ditulis siswa
Alokasi Waktu
:
4 X 40 menit ( 2 pertemuan )

1.   Indikator Pencapaian Kompetensi
1.      Mampu menentukan karakter tokoh dalam naskah yang telah ditulis siswa.
2.      Mampu memerankan tokoh sesuai karakter yang dituntut dengan lafal yang jelas dan  intonasi yang tepat.
2.        Materi Pembelajaran
      a. Bermain drama
      a. Daftar karakter – karakter yang ada dalam drama
      b. Memerankan tokoh masing-masing karakter
3.   Metode Pembelajaran
      a. Diskusi
     b. Simulasi
4.   Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
            Pertemuan I
No.
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Alokasi Waktu
1
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:         
F Menjelaskan prinsip simulasi kreatif melalui penulisan naskah drama satu babak.
     Menjelaskan prinsip simulasi kreatif melalui penulisan naskah drama satu babak. (bisa menggunakan media power point).
F Mengemukakan  gambaran teknis secara umum tentang proses / prosedur simulasi kreatif / penulisan naskah drama satu babak
 Menyampaikan langkah-langkah  penulisan naskah drama satu babak. (bisa menggunakan media power point).
F Menyusun skenario tentang aturan/langkah dalam bentuk keputusan, untuk mencapai tujuan



(1)               Siswa menyimak apa yang disampaikan dan dijelaskan oleh guru.






(2)               Siswa menyimak apa yang disampaikan dan dijelaskan oleh guru.






(3)                Siswa menyusun skenario tentang aturan/langkah dalam bentuk keputusan, untuk mencapai tujuan bersama guru.


5 menit











5 menit









3 menit



3
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F menugaskan peserta didik untuk menulis drama satu babak secara mandiri
  



(1)               siswa menulis drama satu babak secara mandiri.


27 menit
4
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Memantau Proses simulasi kreatif/ penulisan naskah drama satu babak
F Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap penulisan naskah drama satu babak.   
     Kelola proses simulasi dengan umpan balik dan evaluasi penulisan naskah drama satu babak
F Menjernihkan hal-hal yang miskonsepsional
     Refleksi terhadap hal-hal yang tidak sesuai konsep/ prinsip penulisan naskah drama satu babak
F Memberikan  Komentar tentang simulasi kretaif/ penulisan naskah drama satu babak dan menganalisis proses



(1)               Siswa melakukan proses simulasi kreatif/ penulisan naskah drama satu babak

(2)               Siswa melakukan  umpan balik dan evaluasi dari penulisan naskah drama satu babak






(3)               Siswa memperoleh penjernihan dari hal-hal yang miskonsepsional.


(4)               Siswa memperoleh komentar dari guru tentang simulasi kreatif/ penulisan naskah drama satu babak.



5 menit



5 menit








5 menit




5 menit
5
Pembentukan Sikap dan Perilaku
F Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata dan mengkaitkan dengan isi pelajaran
      Memberi penguatan atas manfaat bersimulasi


Siswa mengetahui manfaat bersimulasi kreatif.

10 menit
6
Penilaian
     Tes tulis
Siswa mengerjakan naskah drama satu babak secara mandiri.

10 menit

            Pertemuan II
1
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F Menjelaskan prinsip simulasi kreatif melalui permainan drama
     Menjelaskan prinsip simulasi kreatif  melalui permainan drama, dengan poin pokok pembahasan: memerankan tokoh drama dengan lafal yang jelas dan  intonasi yang tepat. (menggunakan media power point dan video drama).

F Mengemukakan  gambaran teknis secara umum tentang proses / prosedur simulasi  kreatif / permainan drama
     Menyampaikan langkah-langkah  permainan drama tentang memerankan tokoh drama dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat. (menggunakan media power point).
F Menyusun skenario tentang aturan/langkah dalam bentuk keputusan, untuk mencapai tujuan




(4)   Siswa menyimak apa yang disampaikan dan dijelaskan oleh guru.












(5)   Siswa menyimak apa yang disampaikan dan dijelaskan oleh guru.










(6)   Siswa menyusun skenario/ jalan cerita dari naskah drama pendek bersama guru.



5 menit












5 menit









           
3 menit






3
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F memfasilitasi peserta didik berkelompok untuk menentukan peran masing-masing
(ket: jumlah masing-masing kelompok ditentukan oleh tokoh yang terdapat dalam naskah drama pendek yang telah dipilih oleh guru)
F memfasilitasi peserta didik membaca naskah drama
F memfasilitasi peserta didik berlatih menghayati  karakter tokoh. 
F memfasilitasi  peserta didik mendiskusikan lafal yang jelas dan  intonasi yang tepat sesuai dengan watak dan emosi yang ada dalam  naskah
F memfasilitasi  peserta didik  memerankan tokoh yang sudah dipilih
F memfasilitasi  peserta didik menilai kelompok lain sebagai bahan masukan untuk tampil dengan menuliskan tokoh yang menarik dan tidak menarik dalam setiap pementasan disertai alasan yang logis.    
F memfasilitasi  peserta didik dari kelompok lain melakukan pementasan.
F memberikan penilaian tentang pemeranan tokoh
  



(1)   siswa membentuk kelompok untuk menentukan peran masing-masing.







(2)   Siswa membaca naskah drama.

(3)   Siswa berlatih menghayati  karakter tokoh.

(4)   Siswa berdiskusi tentang lafal yag jelas dan intonasi yang tepat sesuai dengan watak dan emosi yang ada dalam naskah bersama teman-teman sekelompoknya.
(5)   Siswa memerankan tokoh yang sudah dipilih sesuai naskah drama dalam  kelompoknya.
(6)   Siswa menilai kelompok lain sebagai bahan masukan.





(7)   Siswa dari kelompok lain melakukan pementasan.

(8)   Siswa memperoleh penilaian dari guru.





2 menit









3 menit

3 menit



2 menit





7,5 menit



2 menit






7,5 menit


3 menit

4
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Memantau Proses simulasi/ permainan drama tentang memerankan tokoh drama dengan lafal yang jelas dan  intonasi yang tepat.

F Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap penampilan si pemeran.
     Kelola proses simulasi dengan umpan balik dan evaluasi pada penampilan pemeran
F Menjernihkan hal-hal yang miskonsepsional
     Refleksi terhadap hal-hal yang tidak sesuai konsep/ prinsip permainan drama  tentang memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan  ekspresi yang tepat
F Menyuruh peserta didik untuk melanjutkan permainan/simulasi
     Mengamati kelanjutan simulasi / permainan drama tentang memerankan tokoh drama dengan lafal dan intonasi yang benar
F Memberikan  Komentar tentang simulasi/ permainan drama dan menganalisis proses
       -Mengenai kejadian atau persepsi yang timbul selama simulasi/ permainan drama tentang memerankan tokoh drama dengan lafal dan intonasi yang benar
       -Mengenai kesulitan dan wawasan para pemeran  tentang naskah memerankan tokoh drama dengan lafal dan intonasi yang benar




(1)   Siswa melakukan proses simulasi/permainan drama.





(2)   Siswa melakukan  umpan balik dan evaluasi dari penampilan si pemeran.





(3)   Siswa memperoleh penjernihan dari hal-hal yang miskonsepsional.







(4)   Siswa melanjutkan permainan/simulasi.








(5)   Siswa memperoleh komentar dari guru tentang simulasi/permainan yang telah dilakukan.



2 menit



3 menit




3 menit



7,5 menit




3,5  menit

5
Pembentukan Sikap dan Perilaku
F Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata dan mengkaitkan dengan isi pelajaran
      Memberi penguatan atas manfaat bersimulasi



(1)   Siswa mengetahui manfaat bersimulasi dengan percaya diri, kreatif, berani, kerja keras, dan menghargai.




3 menit


6
Penilaian
F Daftar pertanyaan

F Tes simulasi

(1)   Siswa mengerjakan soal dari daftar pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
(2)   Siswa melakukan simulasi/permainan drama (ket: simulasi dilakukan pada kegiatan inti)

4 menit



4 menit





2.5 Analisis Kritis Penerapan  Model Pembelajaran Simulasi
Metode simulasi kreatif sebagai metode mengajar merupakan kegiatan untuk menirukan suatu perbuatan atau kegiatan. Peniruan tersebut hanyalah bersifat pura-pura, namun dapat memperjelas materi pelajaran yang besangkutan.  Agar simulasi terlaksana dengan lancar,maka kepada para siswa perlu diberi petunjuk tentang bagaimana prosedur yang akan dilakukan,dan bagaimana gambaran situasi yang diinginkan. Topik hendaknya disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan kemampuan siswa. Penentuan topik dirundingkan oleh guru dan siswa. Simulasi dilakukan oleh kelompok siswa.







BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
1.        Simulasi kreatif merupakan usaha untuk mengorganisasikan pengalaman afektif, kognitif, dan psikomotor anak.
2.        Model pembelajaran simulasi kreatif memiliki 4 tahapan, yaitu: a). Orientasi  b). Latihan bagi peserta  c). Proses simulasi  d). Pemantapan atau debriefing.
3.        Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran simulasi kreatif
a.       Kelebihan model pembelajaran ini di antaranya adalah:
1)      Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi pebelajar dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2)      Simulasi dapat mengembangkan kreativitas pebelajar, karena melalui simulasi pebelajar diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3)      Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri pebelajar.
4)      Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
5)      Simulasi dapat meningkatkan gairah pebelajar dalam proses permbelajaran.
b.      Kelemahan model pembelajaran ini, di antaranya adalah:
1)      Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2)      Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan,  sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3)      Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi pebelajar dalam melakukan simulasi.
4.        Penerapan model pembelajaran simulasi kreatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia SMP kelas VIII semester 1 , terutama dalam pembelajaran mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan bermain peran sangatlah mendukung. Hal terlihat dari usaha kreatif yang di tuntut dalam pembelajaran, sehingga siswa diharapkan bisa mendapatkan sesuatu yag lebih dan kreasi baru setelah melakukan pembelajaran bersama.



3.2 Saran       
Banyak model pembelajaran yang dapat dipergunakan pembelajar untuk melakukan proses pembelajaran, namun untuk kegiatan pembelajaran dengan pokok bahasan lebih banyak kearah psikomotor, akan lebih baik menggunakan model pembelajaran simulasi ini.











 
DAFTAR PUSTAKA

Winataputra, Udin S. 2001. Model-model pembelajaran Inovatif. Universitas Terbuka, Jakarta.
Dodiswand  .2012. inflementasi model pembelajaran. http://dodiswandi.blogspot.com/2012/ 07/inflementasi-model-pembelajaran.htmlv [28 Juli 2012]
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia: Bandung.

6 komentar: