CATATAN KRITIS TENTANG KURIKULUM 1994
Abstrak
Kurikulum
berkaitan erat dengan mutu pendidikan, walaupun diakui kurikulum bukanlah
satu-satunya faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan itu. Di Indonesia telah
berulang kali dialami perubahan kurikulum pendidikan dasar dan menengah, yang
antara lain Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984 dan Kurikulum 1994.
Berbagai alasan dan pendekatan dipakai dalam penyempurnaan kurikulum. Tulisan
berikut ini akan mengkaji kurikulum 1994 dari segi keunggulan dan kelemahannya.
Di samping itu dalam tulisan ini juga dikemukakan beberapa kelebihan kurikulum
1994 yang masih relevan digunakan di masa sekarang.
Kata
kunci : Kurikulum
1994,keunggulan, kelemahan.
Pendahuluan
Kurikulum dalam arti sempit diartikan sebagai
kumpulan berbagai matapelajaran/mata kuliah yang diberikan kepada peserta didik
melalui kegiatan yang dinamakan proses pembelajaran. Akibat dari perkembangan
ilmu pengetahuan, khususnya sosio-teknologi maka kurikulum diartikan secara
lebih luas sebagai keseluruhan proses pembelajaran yang direncanakan dan
dibimbing di sekolah, baik yang dilaksanakan di dalam kelompok atau secara
individual, di dalam atau di luar sekolah (Kerr dalam Kelly, 1982). Dalam
pengertian ini tercakup di dalamnya sejumlah aktivitas pembelajaran di antara
subyek didik dalam melakukan transformasi pengetahuan, keterampilan dengan
menggunakan berbagai pendekatan proses pembelajaran atau menggunakan metode
belajar dan mendayagunakan segala teknologi pembelajaran.
Namun
demikian, bahwa konsep kurikulum sebagai urutan sejumlah mata pelajaran tetap
menjadi dasar yang substansial dalam rancangan atau menyusun desain kurikulum.
Inti dari kurikulum menurut Tyler (1949) adalah suatu jawaban secara menyeluruh
terhadap beberapa pertanyaan berikut ini: 1) Tujuan-tujuan apa dan
maksud-maksud apa yang hendak dicapai oleh sekolah? 2) Kesempatan-kesempatan
belajar apa yang dipilih agar terjadi perubahan tingkah laku sesuai dengan
harapan? 3) Bagaimana unsur-unsur belajar disusun? 4) Bagaimana penilaian untuk
mengetahui keberhasilannya? Jika keempat jawaban pertanyaan itu telah terjawab,
itulah yang dimaksud dengan kurikulum.
Dalam pelaksanaan di lapangan,kurikulum harus
dilakukan pemantauan, pengkajian agar kurikulum yang sudah diberlakukan kian
hari kian sempurna agar sesuai dengan perubahan keadaan, dinamika masyarakat,
bangsa/negara dan tuntutan yang ada. Dalam perspektif dikenal dengan istilah
pengembangan kurikulum. Sehingga wajar jika kurikulum di Indonesia sempat
berubah-ubah,karena secara ideal (tatanan
teori) perubahan kurikulum dimungkinkan terjadi setelah dilaksanakan selama
sepuluh tahun, itu pun harus didasari pada hasil pengkajian dan penilaian
secara mendalam. Namun memang kurikulum harus dinamis dan adaptif terhadap
segala perubahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang terus
berkembang. Dinamis berarti terus berkembang menuju arah yang lebih baik dan
menjawab tantangan zaman, adaptif berarti mampu menjawab kebutuhan-kebutuhan
yang dirasakan serta diperlukan oleh masyarakat.
Pengembangan kurikulum tersebut harus dilakukan
dengan bersandar pada prinsip-prinsip seperti berikut: 1) Ada keseimbangan
etika, logika, estetika, dan kinestika; 2) Memungkinkan memperoleh kesempatan
yang sama, dengan maksud ada jaminan keberpihakan kepada peserta didik yang
kurang beruntung dari segi ekonomi dan sosial yang memerlukan bantuan khusus,
berbakat, dan unggul; 3) Memperkuat identitas Nasional dengan tujuan untuk
mempertahankan kelanjutan tradisi budaya yang bermanfaat dan mengembangkan
kesadaran, semangat, dan kesatuan; 4) Mengikuti perkembangan pengetahuan denga fokus
dapat mendorong subyek didik meningkatkan kemampuan metakognitif, kemampuan
berpikir dan belajar dalam mengakses, memilih, menilai pengetahuan, dan
mengatasi situasi yang membingungkan dan penuh ketidakpastian; 5) Mampu
menyongsong tantangan teknologi informasi dan teknologi yang berpotensi
memudahkan belajar elektronik atau belajar dengan kabel on-line yang
mempermudah akses ke dalam informasi dan ilmu
pengetahuan baru yang tidak tertulis dalam kurikulum; 6) Mengembangkan keterampilan
hidup agar peserta didik mampu menghadapi tantangan hidup yang terjadi di
masyarakatnya. Beberapa aspek utama keterampilan hidup antara lain
kerumahtanggaan, pemecahan masalah, berpikir kritis, komunikasi, kemampuan vokasional,
dan lain-lain; 7) Pengintegrasian unsur-unsur penting ke dalam kurikuler dalam
arti kurikulum perlu memuat dan mengintegrasikan pengetahuan dan sikap, hak-hak
asasi, pariwisata, lingkungan hidup, home economics, perdamaian, demokrasi, dan
sebagainya; 8) Menyediakan pendidikan alternatif, prinsip ini menekankan bahwa
pendidikan tidak hanya terjadi secara formal di sekolah namun berlangsung di
mana-mana; 9) Berpusat pada anak sebagai pembangun pengetahuan yang bertumpu
pada usaha memandirikan dalam belajar, berkolaborasi, mengadakan pengamatan.
Dalam hal ini peran utama pengajar sebagai fasilitator belajar; 10) Pendidikan multikultur
dan multibahasa melalui implementasi metodik yang produktif dan kontekstual
untuk mengakomodasikan sifat dan sikap masyarakat pluralistik dalam kerangka
pembentukan jati diri bangsa; 11) Penilaian berkelanjuta dan komprehensif; 12)
Pendidikan sepanjang hayat (life long education) dengan penekanan pada
penyediaan kompetensi dan materi yang berguna bukan untuk kepentingan masa
sekarang, tetapi juga untuk masa mendatang.
Kurikulum 1994
Pembahasan mengenai kurikulum sendiri
dapat ditelaah dari tiga sudut pandang. Pandangan pertama berhubungan dengan aspek teori dn telukis dalam kurikulum
berdasarkan apa yang tercantum dlam olumen tertulis. Kurikulum sekolah dalam
dokumen tertulis dikenal dengan istilah intended curriculum memuat tiga hal,
yaitu (1) dokumen yang memuat garis-garis besar pokok bahasan, (2) dokumen yang
memuat panduan pelaksanaan pembelajarann,(3) dokumen baku yang memuat panduan
penilaian hasil belajar siswa.Kurikulum dalam pandangan kedua tercemin dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru di kelas atau dikenal dengan istilah implemented curriculum. Kurikulum
dalam pandangan kedua ini pada hakekatnya adalah pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar termasuk pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa oleh guru.
Sedangkan pandangan ketiga yang
dikenal attained curriculum adalah kurikulum yang tercermin dalam belajar yang
dicapai siswa baik yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotor pada
akhir satuan waktu pembelajaran, mulai dari satuan terkecil yaitu program
satuan pelajaran (dalam kurikulum 2006 disebut RPP) sampai dengan satuan
terbesar yaitu satu jenjang pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan
preseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Sejalan dengan ketiga
pandangan tersebut maka kualitas pendidikan matematika pada tiap jenjang
pendidikan dapat ditinjau dari kualitas kurikulum tertulis dan relevansinya
dengan pelaksanaan kurikulum oleh guru, dan hasil belajar yang dicapai siswa.
Kurikulum dalam dokumen tertulis
pada umunya disusun oleh para pakar bidang studi, guru bidang studi yang
sejenis yang telah berpengalaman serta pihak lain yang berwenang. Betapapun
tingginya kualitas kurikulum dalam dokumen tertulis tanpa implementasi
kurikulum yang ditampilkan oleh guru dengan baik, maka kualitas pendidikan yang
tinggi sulit terwujud. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan memerlukan
pembahasan yang saling terkait mengenai ketiga pandangan kurikulum di atas.
Karakteristik
Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 pada dasarnya dibuat
sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan
Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini
berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari
sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang
pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi
kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.
Dalam kurikulum tahun 1994, pembelajaran matematika
mempunyai karakter yang khas, struktur materi sudah disesuaikan dengan
psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti komputer semakin mendalam,
model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok
bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual materi
namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. Soal
cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan
dengan pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang
dihadapi sehari-hari (http://syarifulfahmi.blogspot.com/2009/10).
Terdapat ciri-ciri yang menonjol
dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut :
1.
Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem
caturwulan.
2.
Pembelajaran di sekolah lebih berorientasi kepada
materi pelajaran/isi, sehingga materi pelajaran cukup padat.
3.
Memberlakukan
satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini
bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan
pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat
sekitar.
Dalam pelaksanaan kegiatan, guru
dapat memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam
belajar, baik secara mental, fisik, dan 10
sosial. Dalam mengaktifkan siswa, guru dapat memberikan bentuk soal yang
mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari
satu jawaban), dan penyelidikan. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran
hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan
berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran
yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. Pengajaran dari hal yang
konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari
hal yang sederhana ke hal yang komplek. Pengulangan-pengulangan materi yang
dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.
Seputar
Permasalahan Kurikulum 1994
Selama dilaksanakannya kurikulum
1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan
kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai
berikut :
1. Beban
belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya
materi/substansi setiap mata pelajaran.
2. Materi
pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan
aplikasi kehidupan sehari-hari.
3. Proses
pembelajaran bersifat klasikal dengan tujuan menguasai materi pelajaran, guru
sebagai pusat pembelajaran. Target pembelajaran pada penyampaian materi.
4. Evaluasi
atau sistem penilaian menekankan pada kemampuan kognitif. Keberhasilan siswa
diukur dan dilaporkan atas dasar perolehan nilai yang dapat diperbandingkan
dengan nilai siswa lain. Ujian hanya menggunakan teknik paper and pencil test.
Permasalahan di atas terasa saat
berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini mendorong para pembuat
kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya
penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1999. Penyempurnaan
tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan
kurikulum, yaitu
1. Penyempurnaan
kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan
masyarakat.
2. Penyempurnaan
kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang
ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta
sarana pendukungnya.
3. Penyempurnaan
kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan
kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Penyempurnaan
kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait, seperti tujuan materi,
pembelajaran, evaluasi, dan sarana/prasarana termasuk buku pelajaran.
5. Penyempurnaan
kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tetap dapat
menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang
tersedia di sekolah.
mba, pnya contoh silabus kurikulum 1994?
BalasHapus