Selasa, 03 September 2013

Teks laporan cita-cita X IPS 2


Teks laporan cita-cita X  IPS 2
Setiap orang pasti mempunyai cita-cita. Cita-cita tiap orang berbeda beda. Ada yang ingin menjadi dokter, psikolog, bidan dll. Cita-cita adalah target. Orang yang tidak mempunyai cita-cita berarti tidak mempunyai target di masa depan. Cita-cita tidak bisa didapat secara instan, tetapi butuh proses yang panjang.
Cita-citaku adalah sebagai seorang psikolog. Psikolog berhubungan dengan orang yang stress atau depresi. Tugas seorang psikolog adalah menampung masalah dan memberi solusi agar seseorang yang bermasalah dapat keluar dari masalah tersebut. Aku ingin menjadi seorang psikolog karena aku ingin membantu orang keluar dari masalah tersebut, karena biasanya orang yang sudah putus asa dari masalah yang dihadapinya akan mencari jalan keluar dengan cara bunuh diri.

Klompok 4 bu: 1.elyta dwi H 2 muh farich S 3kharisma dwi 4.M agil huzein 5ratih ayu 6.rifki dwi R
.......
Semua orang pasti mempunyai cita cita. Cita cita adalah keinginan,harapan,atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Misalnya, saya bercita-cita sebagai menteri. Saya bercita-cita menjadi seorang menteri karena saya ingin menjadikan rakyat saya makmur dan lebih maju kedepannya, saya ingin menjadi menteri yang jujur adil bijaksana dan menjadi panutan rakyat saya. Saya tidak ingin menjadi pemimpin yang curang, pemimpin yang curang sama saja dengan memakan dirinya sendiri. Rakyat atau masyarakat bersikap taat pada pemimpinnya apabila pemimpin tersebut adil bijaksana dan mengerti masyarakat. Oleh karena itu saya belajar dengan giat dan saya belajar dari sekarang tentang bersosialisasi dan berorganisasi terhadap masyarakat di lingkungan sekitar. Saya ingin rakyat saya nanti bangga, patuh, dan taat kepada saya sebagai pemimpin mereka.
Oleh :

-Anindita Pradnya Danur Dara
-farah jihan
-hanandito
-Hilal Ananta Kautsar
-nabila saqofi
-steven marshal

TEKS LAPORAN TENTANG CITA –CITA


Setiap orang mempunyai cita-cita. Cita-cita itulah yang akan menjadi pendorong kepada seseorang untuk belajar bersungguh- sungguh .Cita-cita yang dipilih haruslah manfaat untuk diri,masyarakat dan negara. Baik buruknya suatu cita-cita ditentukan oleh diri sendiri.
Saya bercita-cita ingin menjadi doktor.Saya bercita-cita menjadi doktor karena saya ingin membantu orang sakit. Dalam keluarg saya masih belum ada lagi adik beradik yang menjadi doktor.Saya yakin suatu hari nanti saya akan dapat menjadi doktor yang baik dan dedikasi.
Kerjaya doktor menjadi pilihan saya karena saya ingin berkhimat kepada
masyarakat .Selain itu,saya berzam untuk mendidik masyarakat supaya mengamalkan
gaya hidup sehat.Saya ingin memastikan ibu bapa dan ahli keluarga saya sehat.Saya berazam untuk memberi rawatan yang sebaik-baik kepada pesakit. Saya sadar untuk menjadi seorang doktor bukanlah sesuatu yang mudah.Saya mesti belajar bersungguh-sungguh dan cemerlang dalam mata pelajaran sains dan bahasa inggris.Di sekolah saya meyertai PERSATUAN BULAN SABIT MERAH dan belajar asas-asas pertolongan cemas.Saya yakin kemahiran ini sedikit sebanyak akan dapat membantu saya mencapai impian saya.
Dalam mengejar impian saya ini,ibu bapa saya adalah insan yang paling banyak
memberi dorongan.Mereka sentiasa memberi kata-kata perangang dan membantu
saya dapat pelajaran.Mereka juga menghantar saya mengikuti kelas tuisyen bahasa
inggris dan matematik. selain itu,guru-guru dan rakan-rakan juga seniasa
memberikan dorongan kepada saya. Saya yakin suatu hari nanti cita-cita pasti tercapai .Semoga Allah memberkati usaha yang sedang saya lakukan untuk mencapai impian saya.


OLEH :
• Anindya Firda
• Aulia Adilla
• Leonardo Dwi
• Nia Meliana
• Shabrina Febby
• Ulil Ardhi

X IPS 2

Laporan Tentang Cita-Cita

Setiap orang pasti memiliki cita-cita. Ada yang ingin menjadi dokter, arsitek, polisi, hingga astronot. Cita-cita saya sendiri adalah guru Bahasa Inggris. Menurut saya, guru merupakan profesi yang mulia karena kita telah mencerdaskan anak bangsa. Terutama minat anak pada Bahasa Inggris saat ini masih memprihatinkan. Kita tahu bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa internasional dimana dunia perdagangan (E-commerce) dan teknologi (IPTEK) telah sangat dikuasai oleh bahasa ini. Maka, ada baiknya kita sadar akan pentingnya Bahasa Inggris ini.
Jujur saja, ketika di bangku sekolah dasar, kelas satu tepatnya, saya sangat benci pelajaran Bahasa Inggris, walaupun sudah mengikuti tambahan kelas sekalipun saya tetap tidak suka sehingga berimbas pada nilai saya yang selalu jelek pada pelajaran ini. Namun lambat-laun, saya sadar akan pentingnya Bahasa Inggris dan berusaha untuk selalu menyukai dan menekuninya sampai saat ini dan seterusnya. Saat ini saya sudah kelas satu SMA dan berencana melanjutkan studi di FKIP Bahasa Inggris, Universitas Jember. Untuk memenuhi syarat sertifikasi guru, setelah lulus dari Strata 1 nanti, saya ingin melanjutkan studi saya di UNAIR MALANG. Terakhir, saya ingin benar-benar terjun di dunia pendidikan, yaitu menjadi guru Bahasa Inggris di sekolah formal.
Jadi, untuk kalian yang juga ingin menjadi guru, jika kita mencintai dunia pendidikan ada banyak jalan untuk mencapai impian kita, tidak harus menjadi guru sebuah sekolah negeri dengan status pegawai negeri sampai tua. Bahkan, dosen adalah profesi yang lebih diminati masyarakat untuk martabat dan kesejahteraan sosial.
Nama : M Robith Y A.. (kelompok 5) X IPS 2
Cita-cita saya sejak dari kecil sampai sekarang ingin menjadi tentara. Alasannya karena tugas intinya menjujung tinggi pengabdian negara diatas kepentingan pribadi dan bekerja keras. Disamping itu selama pendidikan dilatih secara keras/ kasar untuk siap menghadapi segala seusatu yang membahayakan negara.
OLEH :
-Aprilia Dita
-Arya
-M. Fathur Rozi
-Maulfa P.
-M. Robith

X IPS 2

anggota Kelompok : Vira, monika,citra,rahcmi,ronal,Arya ( x ips 2)
Laporan Cita-cita : Cita - citaku adalah menjadi seorang dokter.Aku ingin menjadi dokter karena aku ingin mengobati orang yang sakit menjadi sehat kembali. Namun, untuk menjadi seorang dokter,aku harus bekerja keras dalam menuntut ilmu setinggi-tingginya.Dibutuhkan strategi,serta taktik yang bagus dalam mengerjar cita - cita. Selalu berusaha dan berdoa,agar cita-cita dapat terwujud.


Selasa, 26 Februari 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
                                                             (RPP)

Sekolah                    : Madrasah Aliyah Ambulu
Kelas                        : X
Semester                  : 1
Program                  : Bahasa Indonesia
Mata Pelajaran       : Bahasa Indonesia
Jumlah Pertemuan: 1 x pertemuan / 2 x 40 menit
 


A.          STANDAR KOMPETENSI
Berbicara : 2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan berkenalan, berdiskusi, dan bercerita

B.           KOMPETENSI DASAR
2.3    Menceritakan berbagai pengalaman dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat

C.          INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI      
a.      Kognitif
1.      Kognitif Produk
a)      Mampu menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pengalaman.
b)      Mampu menjelaskan pilihan kata dan ekspresi yang tepat dalam menceritakan pengalaman

2.      Kognitif Proses
a)      Mampu menentukan jenis pengalaman  yang akan disampaikan
b)      Mampu membuat pokok-pokok cerita pengalaman yang akan disampaikan
c)      Mampu mengembangkan susunan pokok-pokok cerita pengalaman yang telah dibuat dengan pilihan kata yang tepat.
b.      Psikomotor
a)        Terampil menyampaikan pengalaman pribadi (yang lucu, menyenangkan, mengharukan, dan sebahainya) secara lisan  dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat.
b)        Terampil menanggapi atau membahas pengalaman pribadi yang disampaikan oleh teman dengan bahasa yang santun.
c)        Terampil menuliskan pengalaman pribadi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.

c.       Afektif
a)      Mengembangkan Perilaku Berkarakter
Ø Inovatif dalam menentukan pengalaman yang akan diceritakan.
Ø Kreatif dalam membuat cerita pengalaman  yang akan disampaikan.
b)     Mengembangkan Keterampilan Sosial
Ø Mampu mengembangkan potensi diri di bidang yang lain, seperti bersahabat/ komunikatif dalam bercerita, khususnya bercerita pengalaman.

D.          TUJUAN PEMBELAJARAN
a.      Kognitif
1.      Kognitif Produk
a)      Siswa dapat menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pengalaman dengan tepat setelah guru menugaskan untuk mempelajari buku teks untuk MA kelas X semester 1.
b)      Siswa dapat menjelaskan pilihan kata dan ekspresi dalam menceritakan pengalaman dengan tepat setelah guru memberikan contoh bercerita pengalaman.

c)      Kognitif Proses
a)    Siswa dapat menentukan jenis pengalaman  yang akan disampaikan dengan baik setelah guru menjelaskan materi yang  disampaikan pada awal pembelajaran.
b)   Siswa dapat membuat pokok-pokok cerita pengalaman yang akan disampaikan dengan benar setelah guru menjelaskan cara membuat pokok-pokok cerita
c)    Siswa dapat mengembangkan susunan pokok-pokok cerita pengalaman yang telah dibuat dengan pilihan kata yang tepat setelah guru memberikan contoh teks cerita pengalaman.
b.      Psikomotor
a)      Terampil menyampaikan pengalaman pribadi (yang lucu, menyenangkan, mengharukan, dan sebahainya) secara lisan  dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat.
b)      Terampil menanggapi atau membahas pengalaman pribadi yang disampaikan oleh teman dengan bahasa yang santun.
c)      Terampil menuliskan pengalaman pribadi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.

c.       Afektif
a)      Mengembangkan Perilaku Berkarakter
Ø Dapat menentukan cerita pengalaman dengan inovatif setelah guru memberikan contoh cerita yang inovatif.
Ø Dapat menentukan cerita pengalaman dengan kreatif setelah guru memberikan contoh cerita yang kreatif.
b)     Mengembangkan Keterampilan Sosial
Ø Dapat mengembangkan potensi diri di bidang yang lain, seperti bersahabat/ komunikatif dalam bercerita, khususnya bercerita pengalaman.
E.           MATERI PEMBELAJARAN ( lampiran)
a)   Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan cerita pengalaman (terlampir)
b)   Penjelasan cara pemilihan diksi dan ekspresi yang tepat dalam bercerita pengalaman (terlampir)

F.           ALOKASI WAKTU
2      x  40 menit

3              METODE PEMBELAJARAN
a)      Model Pembelajaran : CTL (Contextual Teaching Learning)
b)      Metode pembelajaran : Tanya jawab, ceramah, unjuk kerja, penugasan.

4              KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Aspek Life Skill yang dikembangkan
1
Kegiatan Awal
a)         Guru menjelaskan Tujuan Pembelajaran hari ini.
b)        Guru mendeskripsikan berbagai materi yang berkaitan dengan pembelajaran ini.

20 menit
Aktif, tanggap
2
Kegiatan Inti
a)          Eksplorasi
        Dalam kegiatan eksplorasi :
F Menyampaikan secara lisan pengalaman pribadi berbagai pengalaman (yang lucu, menyenangkan, mengharukan, dan sebahainya) dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat dengan menggunakan media RP  yang disajikan oleh guru. Lalu, guru akan menyuruh salah satu muridnya untuk mengucut remi tersebut, lalu murid tersebut akan membagikan kartu RP (Remi Pengalaman) kepada masing-masing siwa dengan gambar tertutup. Lalu, dibuka kartu reminya dengan waktu bersamaan. Setelah itu, murid diberi waktu ± 5 menit untuk merancang atau memikirkan pengalaman yang akan diceritakan  didepan kelas berdasarkan gambar situasi pengalaman yang terdapat di media atau kartu RP. Setelah itu, guru akan memilih secara acak siswa yang akan maju pertama, dan selanjutnya dipilih oleh siswanya sendiri, siapa yang akan maju.
F Menanggapi atau membahas pengalaman pribadi yang disampaikan oleh teman dengan bahasa yang santun dan efektif
b)        Elaborasi
       Dalam kegiatan elaborasi,
F Menuliskan pengalaman pribadi dengan menggunakan kalimat efektif.
F Secara bergiliran siswa bercerita pengalaman pribadi (yang lucu, menyenangkan, atau mengharukan)  dengan menggunakan:
-pilihan kata dan ekspresi secara tepat.
-menggunakan kosakata sesuai dengan situasi dan konteks.
F Membahas pengalaman yang diceritakan
c)         Konfirmasi
       Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
F Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
F Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.

45 menit
Inovatif, kreatif, cermat, tegas dan berani
3
Penutup
a)    Guru memberikan tes belajar
b)   Merangkum materi
c)    Refleksi
15 menit
Cermat, tanggap

5              MEDIA PEMBELAJARAN
a) Alat Pembelajaran                  :
a)      Spidol
b)      Papan tulis
c)      Lembar penilaian  
d)     Buku teks
e)      Viewer
f)       laptop
b) Media Pembelajaran              :
a)      materi dalam  powerpoint 
b)      Kartu RP (Remi Pengalaman)

6              PENILAIAN HASIL BELAJAR
a)      LP 01           : Tes Kognitif Produk
b)      LP 02           : Lembar Penilaian Kognitif Proses
c)      LP 03           : Lembar Penilaian Psikomotor
d)     LP 04           : Lembar Penilaian Perilaku Berkarakter
e)      LP 05           : Lembar Penilaian Keterampilan sosial

7              SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN :
a)        Spidol
b)        Papan tulis
c)        Lembar penilaian  
d)       Buku teks
e)        Viewer
f)         laptop




Menyetujui:                                                                 Jember,......................
Guru Pamong                                                              Mahasiswa

Iswanto, S.Pd                                                             Siti Lailatus Saadah
NIP.197504162005012003                                        NIM. 100210402110

                                                Menyetujui:
Kepala MA Ambulu                                                   Dosen Pembimbing

Drs. Sukamtomo                                                         Dr. Muji, M. Pd
NIP: 19550808 198103 1 003                                    NIP. 195907161987021002              























1.                  PENILAIAN HASIL BELAJAR
a)      LP 01  : Tes Kognitif Produk
1.      Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pengalaman!
2.      Apa yang dimaksud dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat dalam menceritakan pengalaman!

No.
Nama siswa
Kategori dan Skor
Kurang
(10-30)
Cukup
(31-60)
Baik
(61-80)
1.




2.




3.





Deskripsi:
Kurang      (tidak rinci)                             : skor 10-30
Cukup       (benar, kurang rinci)                : skor 31-60
Baik           (benar, rinci, dan jelas)            : skor 61-80

b)     LP 02  : Lembar Penilaian Kognitif Proses
1.      Tentukan pengalaman apa yang akan kalian sampaikan di depan kelas!
2.      Susunlah kerangka pengalaman yang akan disampaikan!
3.      Kembangkan menjadi kalimat yang runtut dengan pilihan kalimat yang tepat!

No.
Nama Siswa
Skor
Kurang
(1-10)
Cukup
(11-20)
Baik
(21-30)
1.




2.




                       
Deskripsi:
Kurang : tidak runtut, tema kurang inovatif, tidak kreatif
Cukup : tema cukup menarik, kurang runtut
Baik     : tema menarik, runtut, inovatif

c)      LP 03  : Lembar Penilaian Psikomotor
Nama Siswa   :……
Kelas               :…
No.
Deskripsi
Skor
1.
*   Terampil menyampaikan pengalaman pribadi secara lisan  dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat.
*   Terampil menanggapi atau membahas pengalaman pribadi yang disampaikan oleh teman dengan bahasa yang santun.
*   Terampil menuliskan pengalaman pribadi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
50
2.
*  Terampil menyampaikan pengalaman pribadi secara lisan  dengan pilihan kata dan ekspresi yang kurang tepat.
*  Terampil menanggapi atau membahas pengalaman pribadi yang disampaikan oleh teman dengan bahasa yang kurang santun.
*  Terampil menuliskan pengalaman pribadi dengan menggunakan pilihan kata yang kurang tepat.
40
3.
*  Terampil menyampaikan pengalaman pribadi secara lisan  dengan pilihan kata dan ekspresi yang tidak tepat.
*  Terampil menanggapi atau membahas pengalaman pribadi yang disampaikan oleh teman dengan bahasa yang tidak santun.
*  Terampil menuliskan pengalaman pribadi dengan menggunakan pilihan kata yang tidak tepat.
30

Kriteria:
Tepat               : skor 40-50
Kurang tepat   :30-40
Tidak tepat      : 10-30
Santun             : skor 40-50
Kurang santun :30-40
Tidak santun   : 10-30

d)     LP 04  : Lembar Penilaian Perilaku Berkarakter

No

Rincian Tugas Kinerja

Memerlukan Perbaikan
( D )
Menunjukkan
Perbaikan
( C )
Memuaskan
( B )
Sangat Baik
( A )
1
Aktif




2
Tanggap





3
Inovatif






4
Cermat





5
Berani







e)      LP 05  : Lembar Penilaian Keterampilan Sosial
No.
Rincian Tugas Kinerja (RTK)
Memerlu-kan perbaikan (D)
Menunjuk-kan Kemajuan (C)
Memuas-kan (B)
Sangat Baik (A)
1
Bertanya dengan bahasa yang baik dan benar




2
Mengungkap-kan pendapat dengan bahasa yang santun




3
Menjadi pendengar yang baik




4
Membantu teman yang mengalami kesulitan











Kriteria:
A  = sangat baik                                     B = memuaskan         
C = menunjukkan kemajuan                  D = memerlukan perbaikan





Lampiran 1
A.    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pengalaman:
1.      Pilihan Kata
Pilihan kata harus tepat, dan di sinilah letak pentingnya persiapan yang matang. Dalam bercerita kepada pendengar, pilihlah kata-kata dan pakailah bahasa yang sederhana menurut tingkatan pemahaman mereka. Hindari istilah yang sulit, kecuali istilah tersebut memang merupakan bagian penting dalam cerita.

2.      Ekspresi
Idealnya pandangan mata mengarah pada mata pendengar, asal jangan menatap dengan terlalu tajam atau melihat pada pendengar tertentu saja. Dalam bercerita, gunakanlah ekspresi muka (takut, marah, benci, senang). Ubahlah tekanan suara (berat, ringan), kecepatan suara (cepat, lambat), dan volume suara (keras, kecil), serta bentuk suara (gagap, serak). Perhatikan setiap jeda kalimat.

3.      Gerakan Tubuh
Gerakan tubuh harus dijaga supaya tidak mengalihkan perhatian pendengar dari fokus cerita. Beberapa orang memiliki kecenderungan melakukan gerakan-gerakan yang "mengganggu" tanpa disadarinya, seperti: memasukkan tangan ke dalam saku celana, menggaruk-garuk kepala, pandangan selalu ke atas, dsb. Ketika bercerita  sebaiknya memang bergerak seperlunya sesuai kebutuhan, asal tidak berlebihan sehingga malah membingungkan pendengar karena harus menoleh dan memutar kepalanya.

B.     Penjelasan pilihan kata dan ekspresi yang tepat dalam menceritakan pengalaman

Diksi
Koherensi
Yaitu hubungan timbal-balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur ( kata atau kelompok kata ) yang membentuk kata itu. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tersendiri bagaimana mengurutkan gagasan tersebut. Ada bagian-bagian kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak boleh dipisahkan, ada yang lebih renggang kedudukannya sehingga boleh ditempatkan dimana saja, asal jangan disisipkan antara kata-kata atau kelompok-kelompok kata yang rapat hubungannya.
Hal-hal yang merusak koherensi :
a). Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
b). Kesalahan menggunakan kata-kata depan, kata penghubung, dan sebagainya.
c). Pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tidih, atau hakekatnya mengandung kontradiksi.
d). Kesalahan menempatkan keterangan aspek (sudah, telah., akan, belum, dan sebagainya) pada kata kerja tanggap.

-) Kesatuan
Syarat kalimat efektif haruslah mempunyai struktur yang baik. Artinya, kalimat itu harus memiliki unsure-unsur subyek dan predikat, atau bisa ditambah dengan obyek, keterangan, dan unsure-unsur subyek, predikat, obyek, keterangan, dan pelengkap, melahirkan keterpautan arti yang merupakan cirri keutuhan kalimat.
Contoh: Ibu menata ruang tamu tadi pagi.
S P Pel K
Dari contoh tersebut, kalimat ini jelas maknanya, hubungan antar unsur menjadi jelas sehingga ada kesatuan bentuk yang membentuk kepaduan makna. Jadi, harus ada keseimbangan antara pikiran atau gagasan dengan struktur bahasa yang digunakan.
Pada umumnya dalam sebuah kalimat terdapat satu ide yang hendak disampaikan serta penjelasan mengenai ide tersebut. Hal ini perlu ditata dalam kalimat secara cermat agar informasi dan maksud penulis mencapai sasarannya. Untuk mencapai maksud ini, ada cirri kesepadanan yang harus diperhatikan:
  1. Subyek dan Predikat.
Subyek di dalam kalimat merupakan unsure inti atau pokok pembicaraan. Subyek dapat kata atau kelompok kata. Kadang-kadang kata-kata yagn berfungsi sebagai kelompok kata ini didampingi oleh kata-kata lain yang tugasnya memperjelas subyek.
Predikat adalah kata yang berfungsi memberitahukan apa, mengapa, atau bagaiman subyek itu. Sedangkan obyek merupakan pelengkap predikat. Obyek hanya ada terdapat pada kalimat yang mempunyai predikat kata kerja.
Predikat (di, kepada, untuk, yang) yang ada sebelum subyek atau predikat tidak dapat dikatakan kedudukannya sebagai subyek atau predikat, karena fungsinya menjadi tidak jelas sehingga tak dapat dikatakan sebagai kalimat yang padu.
Contoh: – Kepada para mahasiswa diharap mendaftarkan diri di secretariat. (salah)
- Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di secretariat. (benar)
- Uang untuk memberi obat. (salah)
- Uang untuk memenuhi obat dipakai kakak. (benar)
2. Kata penghubung intra kalimat dan antar kalimat.
Konjungsi intra kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah frase atau menghubungkan klausa dengan klausa di dalam sebuah kalimat.
Contoh: – Kami semua bekerja keras, sedangkan dia hanya bersenang-senang. (disebut kalimat setara karena konjungsi berada diantara kedua klausa)
- Jika semua anggota bekerja sesuai dengan petunjuk, proyek ini akan berhasil dengan baik. (disebut kalimat majemuk bertingkat karena konjungsi berada sebelum anak kalimat atau di mukia klausasebelum anak kalimat).
Konjungsi kalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain di dalam sebuah paragraf.
Contoh : – Dia sudah berkali-kali tidak menepati janjinya padaku. Karena itu, aku tidak mempercayainya lagi.
3. Gagasan Pokok
Biasanya gagasan pokok diletakkan pada bagian depan kalimat. Jika hendak menggabungkan dua kalimat, maka harus ditentukan mana yang mengandung gagasan pokok yang menjadi induk kalimat.
Contoh : Ia ditembak mati ketika masih dalam tugas militer.
( induk kalimat )
4. Penggabungan dengan “yang”, “dan”.
Jika dua kalimat digabungkan dengan partikel “dan”, maka hasilnya kalimat majemuk setara. Jika dua kalimat digabungkan dengan partikel “yang” maka akan menghasilkan kalimat majemuk bertingkat, artinya kalimat itu terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat.
5. Penggabungan menyatakan “sebab” dan “waktu”.
Hubungan sebab dinyatakan dengan menggunakan kata “karena”, sedangkan hubungan waktu dinyatakan dengan kata “ketika” agar dicapai efektivitas komunikasi. Yang perlu diperhatikan adalah pilihan penggabungan hubungan waktu dan hubungan sebab harus sesuai dengan konteks kalimat.
6. Penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan artikel dan hubungan tujuan.
Dalam menggabungkan kalimat perlu dibedakan penggunaan partikel “sehingga” untuk menyatakan hubungan akibat, dan partikel “agar” atau “supaya” untuk menyatakan hubungan tujuan.
Contoh : – Semua peraturan telah ditentukan sehingga para mahasiswa tidak berdiri sendiri-sendiri.

-) Kehematan
Kehematan yang dimaksud berupa kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Tidak berarti bahwa kata yang menambah kejelasan kalimat boleh dihilangkan. Berikut unsur-unsur penghematan yang harus diperhatikan:
1. Frase pada awal kalimat
Contoh : sulit untuk menentukan diagnosa jika keluhan hanya berupa sakit perut, menurut para ahli bedah.
2. Pengurangan subyek kalimat
Contoh: – Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan. (salah)

-) Keparalellan
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

-) Penekanan
gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh pembicara biasanya dilakukan dengan memperlambat ucapan, melirihkan suara, dan sebagainya pada bagian kalimat tadi. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberikan penekanan yaitu :
1. Posisi dalam kalimat
Untuk memberikan penekanan dalam kalimat, biasanya dengan menempatkan bagian itu di depan kalimat. Pengutamaan bagian kalimat selain dapat mengubah urutan kata juga dapat mengubah bentuk kata dalam kalimat.
Contoh : – Salah satu indikator yang menunjukkan tak efesiennya Pertamina, menurut pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyak.
- Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyak adalah salah satu indikator yagn menunjukkan tidak efisiennya Pertamina. Demikian pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes.
2. Urutan yang logis
Sebuah kalimat biasanya memberikan sebuah kejadian atau peristiwa. Kejadian yang berurutan hendaknya diperhatikan agar urutannya tergambar dengan logis. Urutan yang logis dapat disusun secara kronologis, dengan penataan urutan yang makin lama makin penting atau dengan menggambarkan suatu proses.
Contoh : – Kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.

-) Kevariasian
Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat yang pendek dan panjang.
a). Cara memulai
1. Subyek pada awal kalimat.
Contoh: – Bahan biologis menghasilkan medan magnetis dengan tiga cara.
  1. Predikat pada awal kalimat (kalimat inversi sama dengan susun balik)
Contoh: – Turun perlahan-lahan kami dari kapal yang besar itu.
  1. Kata modal pada awal kalimat
Dengan adanya kata modal, maka kalimat-kalimat akan berubah nadanya, yang tegas menjadi ragu tau sebaliknya dan yagn keras menjadi lembut atau sebaliknya.
Untuk menyatakan kepastian digunakan kata: pasti, pernah, tentu, sering, jarang, kerapkali, dan sebagainya.
Untuk menyatakan ketidakpastian digunakan : mungkin, barangkali, kira-kira, rasanya, tampaknya, dan sebagainya.
Untuk menyatakan kesungguhan digunakan: sebenarnya, sesungguhnya, sebetulnya, benar, dan sebagainya.
Contoh: – Sering mereka belajar bersama-sama.
b). Panjang-pendek kalimat.
Tidak selalu kalimat pendek mencerminkan kalimat yang baik atau efektif, kalimat panjang tidak selalu rumit. Akan sangat tidak menyenangkan bila membaca karangan yang terdiri dari kalimat yang seluruhnya pendek-pendek atau panjang-panjang. Dengan menggabung beberapa kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk setara terasa hubungan antara kalimat menjadi lebih jelas, lebih mudah dipahami sehingga keseluruhan paragraf merupakan kesatuan yang utuh.
c). Jenis kalimat.
Biasanya dalam menulis, orang cenderung menyatakannya dalam wujud kalimat berita. Hal ini wajar karena dalam kalimat berita berfungsi untuk memberi tahu tentang sesuatu. Dengan demikian, semua yang bersifat memberi informasi dinyatakan dengan kalimat berita. Tapi, hal ini tidak berarti bahwa dalam rangka memberi informasi, kalimat tanya atau kalimat perintah tidak dipergunakan, justru variasi dari ketiganya akan memberikan penyegaran dalam karangan.
d). Kalimat aktif dan pasif.
Selain pola inversi, panjang-pendek kalimat, kalimat majemuk dan setara, maka pada kalimat aktif dan pasif dapat membuat tulisan menjadi bervariasi.
e). Kalimat langsung dan tidak langsung.
Biasanya yang dinyatakan dalam kalimat langsung ini adalah ucapan-ucapan yang bersifat ekspresif. Tujuannya tentu saja untuk menghidupkan paragraf. Kalimat langsung dapat diambil dari hasil wawancara, ceramah, pidato, atau mengutip pendapat seseorang dari buku.

Ekspresi:
Ekspresi gerak dan ekspresi wajah hendaknya dilakukan secara wajar. Saudara tentu tidak pernah mempelajari caranya tertawa atau caranya menunjukkan ketidaksenangan. Ekspresi gerak hendaknya juga mengekspresikan perasaan dalam diri Saudara. Semakin spontan ekspresi gerak Saudara, semakin baik hasilnya.