RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah :
Madrasah Aliyah Ambulu
Kelas : X
Semester : 1
Program : Bahasa Indonesia
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Jumlah Pertemuan: 1 x pertemuan / 2 x 40
menit
A.
STANDAR
KOMPETENSI
Berbicara : 2. Mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan berkenalan, berdiskusi, dan
bercerita
B.
KOMPETENSI
DASAR
2.3 Menceritakan
berbagai pengalaman dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat
C.
INDIKATOR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
a. Kognitif
1. Kognitif
Produk
a)
Mampu menjelaskan hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pengalaman.
b)
Mampu menjelaskan pilihan
kata dan ekspresi yang tepat dalam menceritakan pengalaman
2. Kognitif
Proses
a)
Mampu menentukan jenis pengalaman
yang akan disampaikan
b)
Mampu membuat pokok-pokok
cerita pengalaman yang akan disampaikan
c)
Mampu mengembangkan susunan
pokok-pokok cerita pengalaman yang telah dibuat dengan pilihan kata yang tepat.
b. Psikomotor
a)
Terampil menyampaikan pengalaman pribadi
(yang lucu, menyenangkan, mengharukan, dan sebahainya) secara lisan dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat.
b)
Terampil menanggapi atau membahas
pengalaman pribadi yang disampaikan oleh teman dengan bahasa yang santun.
c)
Terampil menuliskan pengalaman pribadi
dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
c. Afektif
a) Mengembangkan
Perilaku Berkarakter
Ø Inovatif dalam menentukan pengalaman yang akan diceritakan.
Ø Kreatif dalam membuat cerita pengalaman yang akan disampaikan.
b) Mengembangkan
Keterampilan Sosial
Ø Mampu mengembangkan potensi diri di bidang yang lain, seperti bersahabat/
komunikatif dalam bercerita, khususnya bercerita pengalaman.
D.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
a. Kognitif
1.
Kognitif Produk
a)
Siswa dapat menjelaskan
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pengalaman dengan tepat setelah
guru menugaskan untuk mempelajari buku teks untuk MA kelas X semester 1.
b)
Siswa dapat menjelaskan pilihan
kata dan ekspresi dalam menceritakan pengalaman dengan tepat setelah guru memberikan
contoh bercerita pengalaman.
c)
Kognitif Proses
a) Siswa dapat menentukan jenis pengalaman yang akan disampaikan dengan baik setelah guru
menjelaskan materi yang disampaikan pada
awal pembelajaran.
b) Siswa dapat membuat pokok-pokok cerita pengalaman yang akan
disampaikan dengan benar setelah guru menjelaskan cara membuat pokok-pokok
cerita
c) Siswa dapat mengembangkan susunan pokok-pokok cerita pengalaman yang
telah dibuat dengan pilihan kata yang tepat setelah guru memberikan contoh teks
cerita pengalaman.
b. Psikomotor
a) Terampil
menyampaikan pengalaman pribadi (yang lucu, menyenangkan, mengharukan, dan
sebahainya) secara lisan dengan pilihan
kata dan ekspresi yang tepat.
b) Terampil
menanggapi atau membahas pengalaman pribadi yang disampaikan oleh teman dengan
bahasa yang santun.
c) Terampil
menuliskan pengalaman pribadi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
c. Afektif
a) Mengembangkan
Perilaku Berkarakter
Ø Dapat menentukan cerita pengalaman dengan inovatif setelah guru
memberikan contoh cerita yang inovatif.
Ø Dapat menentukan cerita pengalaman dengan kreatif setelah guru
memberikan contoh cerita yang kreatif.
b)
Mengembangkan Keterampilan Sosial
Ø Dapat mengembangkan potensi diri di bidang yang lain, seperti bersahabat/
komunikatif dalam bercerita, khususnya bercerita pengalaman.
E.
MATERI
PEMBELAJARAN ( lampiran)
a)
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menyampaikan cerita pengalaman (terlampir)
b)
Penjelasan cara
pemilihan diksi dan ekspresi yang tepat dalam bercerita pengalaman (terlampir)
F.
ALOKASI WAKTU
2
x 40 menit
3
METODE
PEMBELAJARAN
a)
Model Pembelajaran
: CTL (Contextual Teaching Learning)
b)
Metode
pembelajaran : Tanya jawab, ceramah, unjuk
kerja, penugasan.
4
KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Waktu
|
Aspek Life Skill yang dikembangkan
|
1
|
Kegiatan
Awal
a)
Guru menjelaskan Tujuan Pembelajaran hari
ini.
b)
Guru mendeskripsikan berbagai materi yang berkaitan dengan pembelajaran
ini.
|
20 menit
|
Aktif, tanggap
|
2
|
Kegiatan
Inti
a)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
F
Menyampaikan secara lisan pengalaman pribadi
berbagai pengalaman (yang lucu, menyenangkan, mengharukan, dan sebahainya)
dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat dengan menggunakan media RP yang disajikan oleh guru. Lalu, guru akan menyuruh
salah satu muridnya untuk mengucut remi tersebut, lalu murid tersebut akan
membagikan kartu RP (Remi Pengalaman) kepada masing-masing siwa dengan gambar
tertutup. Lalu, dibuka kartu reminya dengan waktu bersamaan. Setelah itu,
murid diberi waktu ± 5 menit untuk merancang atau memikirkan pengalaman yang
akan diceritakan didepan kelas
berdasarkan gambar situasi pengalaman yang terdapat di media atau kartu RP.
Setelah itu, guru akan memilih secara acak siswa yang akan maju pertama, dan
selanjutnya dipilih oleh siswanya sendiri, siapa yang akan maju.
F
Menanggapi atau membahas pengalaman pribadi
yang disampaikan oleh teman dengan bahasa yang santun dan efektif
b)
Elaborasi
Dalam kegiatan
elaborasi,
F
Menuliskan pengalaman pribadi dengan
menggunakan kalimat efektif.
F Secara bergiliran siswa bercerita pengalaman pribadi (yang lucu, menyenangkan, atau mengharukan) dengan menggunakan:
-pilihan kata dan ekspresi secara tepat.
-menggunakan kosakata sesuai dengan situasi dan konteks.
F
Membahas pengalaman yang diceritakan
c)
Konfirmasi
Dalam kegiatan
konfirmasi, Siswa:
F
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
diketahui
F
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum
diketahui.
|
45 menit
|
Inovatif, kreatif, cermat, tegas
dan berani
|
3
|
Penutup
a)
Guru memberikan tes belajar
b)
Merangkum materi
c)
Refleksi
|
15 menit
|
Cermat, tanggap
|
5
MEDIA PEMBELAJARAN
a) Alat Pembelajaran :
a) Spidol
b) Papan
tulis
c) Lembar
penilaian
d) Buku teks
e) Viewer
f) laptop
b) Media Pembelajaran :
a)
materi dalam powerpoint
b)
Kartu RP (Remi
Pengalaman)
6
PENILAIAN HASIL BELAJAR
a)
LP 01 : Tes Kognitif Produk
b)
LP 02 : Lembar Penilaian Kognitif Proses
c)
LP 03 : Lembar Penilaian Psikomotor
d)
LP 04 : Lembar Penilaian Perilaku
Berkarakter
e)
LP 05 : Lembar Penilaian Keterampilan
sosial
7
SUMBER
BELAJAR/ALAT/BAHAN :
a)
Spidol
b)
Papan tulis
c)
Lembar penilaian
d) Buku teks
e)
Viewer
f)
laptop
Menyetujui: Jember,......................
Guru Pamong Mahasiswa
Iswanto, S.Pd Siti
Lailatus Saadah
NIP.197504162005012003 NIM. 100210402110
Menyetujui:
Kepala
MA Ambulu Dosen
Pembimbing
Drs.
Sukamtomo Dr.
Muji, M. Pd
NIP:
19550808 198103 1 003 NIP.
195907161987021002
1.
PENILAIAN HASIL BELAJAR
a)
LP 01 : Tes Kognitif Produk
1.
Jelaskan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menyampaikan pengalaman!
2.
Apa yang dimaksud dengan pilihan
kata dan ekspresi yang tepat dalam menceritakan pengalaman!
No.
|
Nama
siswa
|
Kategori
dan Skor
|
Kurang
(10-30)
|
Cukup
(31-60)
|
Baik
(61-80)
|
1.
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
Deskripsi:
Kurang (tidak rinci) : skor 10-30
Cukup (benar, kurang rinci) :
skor 31-60
Baik (benar, rinci, dan jelas) :
skor 61-80
b) LP 02 : Lembar Penilaian Kognitif Proses
1.
Tentukan pengalaman apa yang
akan kalian sampaikan di depan kelas!
2.
Susunlah kerangka pengalaman
yang akan disampaikan!
3.
Kembangkan menjadi kalimat
yang runtut dengan pilihan kalimat yang tepat!
No.
|
Nama
Siswa
|
Skor
|
Kurang
(1-10)
|
Cukup
(11-20)
|
Baik
(21-30)
|
1.
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
Deskripsi:
Kurang : tidak runtut, tema kurang inovatif, tidak kreatif
Cukup : tema cukup menarik,
kurang runtut
Baik : tema menarik,
runtut, inovatif
c)
LP 03 : Lembar Penilaian
Psikomotor
Nama Siswa :……
Kelas :…
No.
|
Deskripsi
|
Skor
|
1.
|
Terampil menyampaikan
pengalaman pribadi secara lisan dengan
pilihan kata dan ekspresi yang tepat.
Terampil menanggapi
atau membahas pengalaman pribadi yang disampaikan oleh teman dengan bahasa
yang santun.
Terampil menuliskan
pengalaman pribadi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
|
50
|
2.
|
Terampil menyampaikan
pengalaman pribadi secara lisan dengan
pilihan kata dan ekspresi yang kurang tepat.
Terampil menanggapi
atau membahas pengalaman pribadi yang disampaikan oleh teman dengan bahasa
yang kurang santun.
Terampil menuliskan
pengalaman pribadi dengan menggunakan pilihan kata yang kurang
tepat.
|
40
|
3.
|
Terampil menyampaikan
pengalaman pribadi secara lisan dengan
pilihan kata dan ekspresi yang tidak tepat.
Terampil menanggapi
atau membahas pengalaman pribadi yang disampaikan oleh teman dengan bahasa
yang tidak santun.
Terampil menuliskan
pengalaman pribadi dengan menggunakan pilihan kata yang tidak
tepat.
|
30
|
Kriteria:
Tepat :
skor 40-50
Kurang tepat :30-40
Tidak tepat : 10-30
Santun : skor 40-50
Kurang santun :30-40
Tidak santun : 10-30
d) LP 04 : Lembar Penilaian Perilaku Berkarakter
No
|
Rincian
Tugas Kinerja
|
Memerlukan
Perbaikan
( D )
|
Menunjukkan
Perbaikan
( C )
|
Memuaskan
( B )
|
Sangat Baik
( A )
|
1
|
Aktif
|
|
|
|
|
2
|
Tanggap
|
|
|
|
|
3
|
Inovatif
|
|
|
|
|
4
|
Cermat
|
|
|
|
|
5
|
Berani
|
|
|
|
|
e)
LP 05 : Lembar Penilaian
Keterampilan Sosial
No.
|
Rincian Tugas Kinerja (RTK)
|
Memerlu-kan perbaikan (D)
|
Menunjuk-kan Kemajuan (C)
|
Memuas-kan (B)
|
Sangat Baik (A)
|
1
|
Bertanya dengan bahasa yang baik dan benar
|
|
|
|
|
2
|
Mengungkap-kan pendapat dengan bahasa yang santun
|
|
|
|
|
3
|
Menjadi pendengar yang baik
|
|
|
|
|
4
|
Membantu teman yang mengalami kesulitan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kriteria:
A = sangat baik B =
memuaskan
C =
menunjukkan kemajuan D =
memerlukan perbaikan
Lampiran 1
A. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pengalaman:
1. Pilihan Kata
Pilihan kata harus
tepat, dan di sinilah letak pentingnya persiapan yang matang. Dalam bercerita
kepada pendengar, pilihlah kata-kata dan pakailah bahasa yang sederhana menurut
tingkatan pemahaman mereka. Hindari istilah yang sulit, kecuali istilah
tersebut memang merupakan bagian penting dalam cerita.
2. Ekspresi
Idealnya pandangan mata
mengarah pada mata pendengar, asal jangan menatap dengan terlalu tajam atau
melihat pada pendengar tertentu saja. Dalam bercerita, gunakanlah ekspresi muka
(takut, marah, benci, senang). Ubahlah tekanan suara (berat, ringan), kecepatan
suara (cepat, lambat), dan volume suara (keras, kecil), serta bentuk suara
(gagap, serak). Perhatikan setiap jeda kalimat.
3.
Gerakan
Tubuh
Gerakan tubuh harus
dijaga supaya tidak mengalihkan perhatian pendengar dari fokus cerita. Beberapa
orang memiliki kecenderungan melakukan gerakan-gerakan yang
"mengganggu" tanpa disadarinya, seperti: memasukkan tangan ke dalam
saku celana, menggaruk-garuk kepala, pandangan selalu ke atas, dsb. Ketika bercerita sebaiknya memang bergerak seperlunya sesuai kebutuhan, asal tidak berlebihan sehingga malah membingungkan pendengar
karena harus menoleh dan memutar kepalanya.
B. Penjelasan pilihan kata dan ekspresi yang tepat dalam menceritakan
pengalaman
Diksi
Koherensi
Yaitu
hubungan timbal-balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur ( kata atau
kelompok kata ) yang membentuk kata itu. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah
tersendiri bagaimana mengurutkan gagasan tersebut. Ada bagian-bagian kalimat
yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak boleh dipisahkan, ada
yang lebih renggang kedudukannya sehingga boleh ditempatkan dimana saja, asal
jangan disisipkan antara kata-kata atau kelompok-kelompok kata yang rapat
hubungannya.
Hal-hal yang
merusak koherensi :
a).
Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola
kalimat.
b).
Kesalahan menggunakan kata-kata depan, kata penghubung, dan sebagainya.
c).
Pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang
tidih, atau hakekatnya mengandung kontradiksi.
d).
Kesalahan menempatkan keterangan aspek (sudah, telah., akan, belum, dan
sebagainya) pada kata kerja tanggap.
-) Kesatuan
Syarat
kalimat efektif haruslah mempunyai struktur yang baik. Artinya, kalimat itu
harus memiliki unsure-unsur subyek dan predikat, atau bisa ditambah dengan
obyek, keterangan, dan unsure-unsur subyek, predikat, obyek, keterangan, dan
pelengkap, melahirkan keterpautan arti yang merupakan cirri keutuhan kalimat.
Contoh: Ibu
menata ruang tamu tadi pagi.
S P Pel K
Dari contoh
tersebut, kalimat ini jelas maknanya, hubungan antar unsur menjadi jelas
sehingga ada kesatuan bentuk yang membentuk kepaduan makna. Jadi, harus ada
keseimbangan antara pikiran atau gagasan dengan struktur bahasa yang digunakan.
Pada umumnya
dalam sebuah kalimat terdapat satu ide yang hendak disampaikan serta penjelasan
mengenai ide tersebut. Hal ini perlu ditata dalam kalimat secara cermat agar
informasi dan maksud penulis mencapai sasarannya. Untuk mencapai maksud ini,
ada cirri kesepadanan yang harus diperhatikan:
- Subyek
dan Predikat.
Subyek di
dalam kalimat merupakan unsure inti atau pokok pembicaraan. Subyek dapat kata
atau kelompok kata. Kadang-kadang kata-kata yagn berfungsi sebagai kelompok
kata ini didampingi oleh kata-kata lain yang tugasnya memperjelas subyek.
Predikat
adalah kata yang berfungsi memberitahukan apa, mengapa, atau bagaiman subyek
itu. Sedangkan obyek merupakan pelengkap predikat. Obyek hanya ada terdapat
pada kalimat yang mempunyai predikat kata kerja.
Predikat
(di, kepada, untuk, yang) yang ada sebelum subyek atau predikat tidak dapat
dikatakan kedudukannya sebagai subyek atau predikat, karena fungsinya menjadi
tidak jelas sehingga tak dapat dikatakan sebagai kalimat yang padu.
Contoh: – Kepada
para mahasiswa diharap mendaftarkan diri di secretariat. (salah)
- Para
mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di secretariat. (benar)
- Uang untuk
memberi obat. (salah)
- Uang untuk
memenuhi obat dipakai kakak. (benar)
2. Kata
penghubung intra kalimat dan antar kalimat.
Konjungsi
intra kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah
frase atau menghubungkan klausa dengan klausa di dalam sebuah kalimat.
Contoh: –
Kami semua bekerja keras, sedangkan dia hanya bersenang-senang. (disebut
kalimat setara karena konjungsi berada diantara kedua klausa)
- Jika
semua anggota bekerja sesuai dengan petunjuk, proyek ini akan berhasil dengan
baik. (disebut kalimat majemuk bertingkat karena konjungsi berada sebelum anak
kalimat atau di mukia klausasebelum anak kalimat).
Konjungsi
kalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat
yang lain di dalam sebuah paragraf.
Contoh : –
Dia sudah berkali-kali tidak menepati janjinya padaku. Karena itu, aku
tidak mempercayainya lagi.
3. Gagasan
Pokok
Biasanya
gagasan pokok diletakkan pada bagian depan kalimat. Jika hendak menggabungkan
dua kalimat, maka harus ditentukan mana yang mengandung gagasan pokok yang
menjadi induk kalimat.
Contoh : Ia
ditembak mati ketika masih dalam tugas militer.
( induk
kalimat )
4.
Penggabungan dengan “yang”, “dan”.
Jika dua
kalimat digabungkan dengan partikel “dan”, maka hasilnya kalimat majemuk
setara. Jika dua kalimat digabungkan dengan partikel “yang” maka akan
menghasilkan kalimat majemuk bertingkat, artinya kalimat itu terdiri dari induk
kalimat dan anak kalimat.
5.
Penggabungan menyatakan “sebab” dan “waktu”.
Hubungan
sebab dinyatakan dengan menggunakan kata “karena”, sedangkan hubungan waktu
dinyatakan dengan kata “ketika” agar dicapai efektivitas komunikasi. Yang perlu
diperhatikan adalah pilihan penggabungan hubungan waktu dan hubungan sebab
harus sesuai dengan konteks kalimat.
6.
Penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan artikel dan hubungan tujuan.
Dalam
menggabungkan kalimat perlu dibedakan penggunaan partikel “sehingga” untuk
menyatakan hubungan akibat, dan partikel “agar” atau “supaya” untuk menyatakan
hubungan tujuan.
Contoh : –
Semua peraturan telah ditentukan sehingga para mahasiswa tidak berdiri
sendiri-sendiri.
-) Kehematan
Kehematan
yang dimaksud berupa kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya
yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan
makna kata. Tidak berarti bahwa kata yang menambah kejelasan kalimat boleh
dihilangkan. Berikut unsur-unsur penghematan yang harus diperhatikan:
1. Frase
pada awal kalimat
Contoh : sulit
untuk menentukan diagnosa jika keluhan hanya berupa sakit perut, menurut
para ahli bedah.
2.
Pengurangan subyek kalimat
Contoh: –
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki
ruangan. (salah)
-)
Keparalellan
Keparalelan
atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam
kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan
verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat
berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak
efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga
sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
-) Penekanan
gagasan
pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh pembicara biasanya dilakukan dengan
memperlambat ucapan, melirihkan suara, dan sebagainya pada bagian kalimat tadi.
Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberikan penekanan yaitu :
1. Posisi
dalam kalimat
Untuk
memberikan penekanan dalam kalimat, biasanya dengan menempatkan bagian itu di
depan kalimat. Pengutamaan bagian kalimat selain dapat mengubah urutan kata
juga dapat mengubah bentuk kata dalam kalimat.
Contoh : – Salah
satu indikator yang menunjukkan tak efesiennya Pertamina, menurut pendapat
Prof. Dr. Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai
Pertamina dengan produksi minyak.
- Rasio
yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyak
adalah salah satu indikator yagn menunjukkan tidak efisiennya Pertamina.
Demikian pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes.
2. Urutan
yang logis
Sebuah
kalimat biasanya memberikan sebuah kejadian atau peristiwa. Kejadian yang
berurutan hendaknya diperhatikan agar urutannya tergambar dengan logis. Urutan
yang logis dapat disusun secara kronologis, dengan penataan urutan yang makin
lama makin penting atau dengan menggambarkan suatu proses.
Contoh : –
Kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.
-)
Kevariasian
Untuk
menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam
teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada
kalimat yang pendek dan panjang.
a). Cara
memulai
1. Subyek
pada awal kalimat.
Contoh: – Bahan
biologis menghasilkan medan magnetis dengan tiga cara.
- Predikat
pada awal kalimat (kalimat inversi sama dengan susun balik)
Contoh: – Turun
perlahan-lahan kami dari kapal yang besar itu.
- Kata
modal pada awal kalimat
Dengan
adanya kata modal, maka kalimat-kalimat akan berubah nadanya, yang tegas
menjadi ragu tau sebaliknya dan yagn keras menjadi lembut atau sebaliknya.
Untuk menyatakan
kepastian digunakan kata: pasti, pernah, tentu, sering, jarang, kerapkali, dan
sebagainya.
Untuk
menyatakan ketidakpastian digunakan : mungkin, barangkali, kira-kira, rasanya,
tampaknya, dan sebagainya.
Untuk
menyatakan kesungguhan digunakan: sebenarnya, sesungguhnya, sebetulnya, benar,
dan sebagainya.
Contoh: – Sering
mereka belajar bersama-sama.
b).
Panjang-pendek kalimat.
Tidak selalu
kalimat pendek mencerminkan kalimat yang baik atau efektif, kalimat panjang
tidak selalu rumit. Akan sangat tidak menyenangkan bila membaca karangan yang
terdiri dari kalimat yang seluruhnya pendek-pendek atau panjang-panjang. Dengan
menggabung beberapa kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk setara terasa
hubungan antara kalimat menjadi lebih jelas, lebih mudah dipahami sehingga
keseluruhan paragraf merupakan kesatuan yang utuh.
c). Jenis
kalimat.
Biasanya
dalam menulis, orang cenderung menyatakannya dalam wujud kalimat berita. Hal
ini wajar karena dalam kalimat berita berfungsi untuk memberi tahu tentang
sesuatu. Dengan demikian, semua yang bersifat memberi informasi dinyatakan
dengan kalimat berita. Tapi, hal ini tidak berarti bahwa dalam rangka memberi
informasi, kalimat tanya atau kalimat perintah tidak dipergunakan, justru
variasi dari ketiganya akan memberikan penyegaran dalam karangan.
d). Kalimat
aktif dan pasif.
Selain pola
inversi, panjang-pendek kalimat, kalimat majemuk dan setara, maka pada kalimat
aktif dan pasif dapat membuat tulisan menjadi bervariasi.
e). Kalimat
langsung dan tidak langsung.
Biasanya yang
dinyatakan dalam kalimat langsung ini adalah ucapan-ucapan yang bersifat
ekspresif. Tujuannya tentu saja untuk menghidupkan paragraf. Kalimat langsung
dapat diambil dari hasil wawancara, ceramah, pidato, atau mengutip pendapat
seseorang dari buku.
Ekspresi:
Ekspresi gerak dan ekspresi wajah hendaknya
dilakukan secara wajar. Saudara tentu tidak pernah mempelajari caranya tertawa
atau caranya menunjukkan ketidaksenangan. Ekspresi gerak hendaknya juga mengekspresikan
perasaan dalam diri Saudara. Semakin spontan ekspresi gerak Saudara, semakin
baik hasilnya.